Ahok Kaget Penyidik Kejagung Punya Data Lebih Banyak Dibanding Dirinya


Jakarta, MI - Mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
Pantauan dilokasi, Ahok tiba di Gedung Kartika Kejagung sekitar 08.23 WIB. Pemeriksaan mantan Komut Pertamina itu baru usai sekitar pukul 18.25 WIB.
Setelah diperkisa selama hampir 10 jam, Ahok mengaku kaget dengan penyidik Kejagung yang memiliki data lebih banyak dari yang ia ketahui selama menjabat.
"Ternyata, Kejaksaan Agung punya data lebih banyak dari pada yang saya tahu. Saya kaget-kaget juga dikasih tahu ini ada fraud apa, penyimpangan apa, transferan apa," kata Ahok usai menjalani pemeriksaan di Gedung Kartika Kejagung, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Ahok mengatakan bahwa kapasitasnya sebagai Komut hanya bisa melakukan pengawasan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada subholding.
"Ini kan subholding. Subholding kita bisa sampai ke operasional. Saya (Komisaris Utama) cuma sampai memeriksa, monitoring RKAP, terus untung rugi-untung rugi," terang Ahok.
Terkait lamanya waktu pemeriksaan tersebut, Ahok menjelaskan bahwa pemeriksaan yang memakan waktu hampir 10 jam itu, dikarenakan dirinya dimintai keterangan oleh penyidik untuk sembilan orang tersangka.
"Saya diperiksa lama di dalam bukan karena alot. Jadi saya dimintai keterangan untuk sembilan tersangka," kata Ahok.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar mengatakan, penyidik Jampidsus memberikan 14 pertanyaan pokok terhadap yang bersangkutan.
"Bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penyidik dalam pemeriksaan ini masih berisfat pertanyaan umum," kata Harli Siregar. di Kejaksaan Agung (Kejagung), Kamis, (13/3/2025).
Sebagai Informasi, Kejagung telah menetapkan sembilan orang tersangka dalam kasus yang merugikan keungan negara ratusan triliun ini. Yaitu:
- Riva Siahaan (RS), Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
- Sani Dinar Saifuddin (SDS), Direktur Feedstock and Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional
- Yoki Firnandi (YK), Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping
- Agus Purwono (AP), VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina International
- Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR), Beneficialy Owner PT Navigator Khatulistiwa
- Dimas Werhaspati (DW), Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT. Jenggala Maritim
- Gading Ramadhan Joedo (GRJ), Komisaris PT Jengga Maritim dan Direktur PT Orbit Terminal Merak
- Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga
- Edward Corne, VP Trading at PT Pertamina Patra Niaga.
Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero) ini mengakibatkan kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun tahun 2023.
Kejagung melakukan pengembangan dengan melakukan penggeledahan di sejumlah tempat. Salah satu lokasi yang digeledah penyidik adalah rumah saudagar minyak Mohammad Riza Chalid.
Topik:
Ahok Mantan Komut Pertamina Korupsi Minyak Mentah Pertamina Pertamina Pertamina Patra NiagaBerita Terkait

Kerugian Negara Korupsi Pertamina Rp 193,7 T Disebut Tak Ada Kaitannya dengan Tersangka, Kok Bisa?
21 Maret 2025 03:45 WIB

Kejagung Periksa Koordinator Harga BBM dan Gas Bumi Enni Elvi Damanik di Korupsi Minyak Mentah
17 Maret 2025 21:37 WIB

Kejagung Periksa 'DS' Manager Ship Chartering Pertamina International Shipping 2022-2023
17 Maret 2025 21:24 WIB