Praktisi Hukum Menduga Tragedi Kanjuruhan Berkaitan dengan 303!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 5 Oktober 2022 12:58 WIB
Jakarta, MI - Pertandingan sepakbola memang suatu olah raga dan sekaligus tontonan yang banyak diminati. Tetapi pertandingan sepakbola tidak ada yang terlepas dari judi, dan bukan menjadi rahasia umum lagi bagi pecinta bola. Demikian disampaikan oleh Praktisi Hukum Tata Negara, Tomu Pasaribu merespons adanya dugaan masyarakat ihwal kaitan antara tragedi Kanjuruhan yang memakan banya korban jiwa, Rabu (5/10). "Apakah kerusuhan di stadion kanjuruhan malang, ada kaitannya dengan 303? Saya berpandangan kerusuhan tersebut besar kemungkinan terjadi pengaturan skor 3-2, untuk menaikkan pasar taruhan dan hal tersebut yang menjadi awal mula konflik," jelas Tom sapaan akrabnya kepada Monitor Indonesia. Menurut Tom, pemegang saham klub-klub bola yang ada di indonesia saat ini semua pengusaha muda dan bisnismen. Jangan-jangan, kata Tom, mereka ada kaitan dengan 303, sementara keuntungan dari penjualan tiket dan iklan pasti sangat minim untuk menutupi operasional, gaji pemain dan lain-lain. "Umumnya pemasukan klub-klub bola yang terbesar dari 303," tegas Tom. Sebagaimana diketahui, pemerinta telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengungkap tuntas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 125 orang itu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah memberi waktu sebulan kepada Tim yang dipimpin Menkopolhukam Mahfud MD itu. Namun itu, bagi Tom yang juga sebagai Direktur Eksekutif Komisi Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I), yang menjadi persoalan apakah nantinya hasil temuan TGIPF akan menyentuh 303 atau hanya alakadarnya saja. "Yang jelas diseluruh dunia saat ini pertandingan sepok bola menjadi arena 303 untuk mendulang keuntungan yang lebih besar. Maka dari itu perlu di selidiki apakah score 3:2 malam Minggu lalu ada pengaturan melibatkan 303, diduga jadi pemicu utama kerusuhan," ungkapnya. [Aan] 303