Eks Menkes Siti Fadilah Ungkap Penyebab Gagal Ginjal Akut Bukan Hanya EG dan DEG

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 27 Oktober 2022 07:24 WIB
Jakarta, MI - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), dr. Siti Fadilah Supari meminta pemerintah mencermati lebih lanjut kasus gagal ginjal akut pada anak. Sebab menurutnya, selama ini pemerintah belum menjelaskan secara detail faktor-faktor yang mengakibatkan kasus tersebut, padahal korban semakin bertambah. "Pemerintah tidak mengumumkan seberapa banyak dan si korban itu yang benar-benar dari sirup yang diminum. Tetapi, pemerintah sudah mengatakan pasti karena tercemar ini (obat sirup), nah itu satu hal yang kurang betul,” kata Siti dalam diskusi ‘Gagal Ginjal Akut Mengkhawatirkan Negeri, Bisakah Dihentikan?’ di kanal Youtube GeloraTV, Rabu (26/10). Menurut Fadilah, penyebab gangguan ginjal akut pada anak sebetulnya bukan hanya karena zat kimia etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). "Harusnya kita cermati, kumpulin orang-orang ahli, kemungkinannya apa saja. Jadi, belum tentu karena itu saja," lanjut Siti. Siti mengatakan ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya gagal ginjal akut pada anak. Pertama, obat sirup yang tercemar kadar EG maupun DEG. Kedua, infeksi biasa hingga luar biasa yang diakibatkan oleh bakteri ataupun virus. "Infeksi misalkan bakteri, virus, dan sebagainya. Nah, ini jangan dilupakan begitu saja," ujarnya. Selanjutnya yang ketiga, Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C). MIS-C berkepanjangan akibat long Covid-19. Kemudian keempat, ada hubungannya dengan vaksin Covid-19 atau booster yang diberikan. "Keempat, ada kemungkinan lagi yang dianggap tabu. Ada hubungannya dengan vaksin Covid atau Booster yang diberikan, biasanya memang pada dewasa,” kata Siti. Selain itu, Siti Fadilah juga menyoroti pernyataan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), yang mengatakan tidak pernah memeriksa kadar EG dan DEG. "Padahal yang disebut tercemar itu kalau kadar etilen glikol maupun dietilen glikol lebih dari 0,1 persen. Itu tertera dalam Pharmacopeia America maupun Pharmacopeia Indonesia yang kita percayai,” ungkapnya. Siti Fadilah pun menyayangkan langkah pemerintah, yang memberhentikan sementara peredaran seluruh obat sirup anak di Indonesia. Karena menurutnya, yang perlu dilakukan pemerintah adalah meneliti faktor hingga obat apa saja yang kadarnya melebihi 0,1 persen. Tentu saja, langkah tersebut dapat mempengaruhi sektor perekonomian Indonesia.