Eks Presiden Pakistan Pervez Musharraf Meninggal Dunia

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 5 Februari 2023 17:20 WIB
Jakarta, MI - Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf meninggal dunia di Dubai, setelah sakit berkepanjangan di Rumah Sakit Amerika Dubai. Musharraf menghembuskan nafas terakhirnya di usia 79 tahun. Pejabat militer senior menyatakan belasungkawa atas kematian dari Jenderal Pervez Musharraf. “Semoga Allah memberkati jiwa yang telah meninggal dan memberikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan,” bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari CNN, Minggu (5/2). Mantan pemimpin Pakistan itu telah tinggal di pengasingan di Dubai, Uni Emirat Arab sejak 2016 lalu. Pervez Musharraf merebut kekuasaan dari mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif dalam kudeta militer pada tahun 1999, dan mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden pada tahun 2001, sambil tetap menjadi kepala tentara. Dia terus memimpin Pakistan sebagai presiden hingga 2008. Musharraf menjadi sekutu utama Amerika Serikat setelah serangan teror 9/11, dan dia berusaha menjadi sosok yang sangat diperlukan dalam memerangi ekstremisme Islam. Tetapi masa kekuasaannya diwarnai dengan kontroversi dan dia dituduh melakukan pelanggaran dan penindasan hak asasi manusia yang meluas. Masa jabatannya diselingi oleh dua upaya pembunuhan yang gagal pada tahun 2003. Pada November 2007, dia mengumumkan keadaan darurat, menangguhkan konstitusi Pakistan, menggantikan hakim ketua dan menutup saluran TV independen. Pervez Musharraf mengatakan, dia melakukannya untuk menstabilkan negara dan memerangi ekstremisme Islam yang meningkat. Tindakan tersebut menuai kritik tajam dari Amerika Serikat dan pendukung demokrasi. Orang-orang Pakistan secara terbuka menyerukan pemecatannya. Di bawah tekanan dari Barat, Musharraf kemudian mencabut keadaan darurat dan mengadakan pemilu, yang diadakan pada Februari 2008, di mana partainya bernasib buruk. Dia mengundurkan diri pada Agustus 2008 setelah koalisi pemerintahan mulai mengambil langkah untuk memakzulkannya. Musharraf kemudian pergi ke pengasingan tetapi kembali ke Pakistan pada 2013 dengan tujuan mencalonkan diri dalam pemilihan nasional negara itu. Sebaliknya, rencananya terurai saat ia terjerat dalam jaringan kasus pengadilan yang berkaitan dengan masa kekuasaannya. Musharraf telah tinggal di Dubai sejak Maret 2016, ketika Mahkamah Agung Pakistan mencabut larangan bepergian, mengizinkannya meninggalkan negara itu untuk mencari perawatan medis di sana.