Kompolnas Minta Klarifikasi Polda Sumut Soal Dugaan Korupsi di Samsat Samosir

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 Maret 2023 22:45 WIB
Jakarta, MI - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) buka suara soal kasus anggota Satuan Lalu Lintas Polres Samosir yang bertugas di UPT Samsat Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Bripka Arfan Saragih ditemukan tewas minum racun sianida. Polres Samosir menyebutkan Bripka Arfan Saragih diduga bunuh diri minum sianida karena ketahuan menggelapkan uang pajak kendaraan warga sebesar Rp2,5 miliar. Namun belakangan, pihak keluarga Bripka Arfan Saragih melalui kuasa hukum membantah almarhum tewas bunuh diri. Keluarga menduga almarhum tewas dibunuh, bukan bunuh diri. Kini, dugaan baru juga terungkap, sebelum ditemukan tewas, Bripka Arfan Saragih sempat diancam Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman. Pihak keluarga Bripka Arfan juga telah melaporkan ke Polda Sumatera Utara tentang dugaan pembunuhan kepada almarhum karena keluarga menemukan kejanggalan tentang meninggalnya almarhum, dan bahkan keluarga menduga ada pengancaman terhadap almarhum oleh Kapolres Samosir. Selain itu, Jenni Simorangkir, istri mendiang Bripka Arfan Saragih bercerita sebelum suaminya ditemukan tewas, berjanji akan membongkar dugaan mega korupsi yang ada di UPT Samsat, Pangururan, Samosir. Pesan itu disampaikan Arfan saat Polisi mulai menyelidiki penggelapan pajak Rp 2, 5 Miliar yang dilakukan Arfan dan sejumlah pegawai Bapenda. Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengungkapkan bahwa meski pihaknya baru mengetahui hal ini setelah ramainya pemberitaan di media. Namun kuat dugaan kasus ini melibatkan pihak lainnya. Oleh karena itu, tegas dia, untuk mendapatkan kejelasannya, Kompolnas akan melakukan klarifikasi kepada Polda Sumatera Utara. "Kami berharap kasus dugaan korupsi dapat terus diusut karena diduga melibatkan orang-orang lain dan mengingat jumlah kerugian masyarakat yang besar," harap Poengky saat dihubungi Monitor Indonesia, Rabu (22/3) malam. Terkait laporan keluarga Bripka Arfan, lanjut dia, jika ada temuan bukti-bukti yang menguatkan dugaan keluarga, maka laporan dugaan pembunuhan perlu ditindaklanjuti oleh Polda Sumatera Utara secara profesional dengan dukungan scientific crime investigation. "Termasuk memeriksa apakah benar Kapolres Samosir mengancam almarhum seperti yang diduga keluarga. Kami juga berharap kasus ini dapat disampaikan secara transparan kepada publik sebagai bentuk akuntabilitas," tutupnya. Sebelumnya terungkap bahwa, dalam cerita Bripka Arfan kepada Jenni, Kapolres Samosir AKBP Yogie berjanji akan membuat menderita anak dan istrinya. Ancaman itu diduga berlangsung saat Polres Samosir tengah mengusut kasus penggelapan pajak kendaraan warga Samosir yang sedang bergulir. Namun demikian Jenni mengaku tidak mengetahui pasti dibuat susah seperti apa yang dimaksud AKBP Yogie. "Sekitar tanggal 3 Februari almarhum datang ke saya, katanya akan menyengsarakan saya dan istri. Pak Kapolres. Almarhum mengatakan bapak Kapolres," kata Jenni. Atas meninggalnya Arfan Saragih, Jenni berharap kasus ini dibuka secara transparan. Menurutnya, kematian suaminya itu masih janggal karena sang suami sempat membayar ganti rugi sekitar Rp 700 juta ke Samsat Pangururan. Kemudian pada 3 Februari hari terakhir ia dan Arfan bertemu. Saat itu ia pamit bekerja mengenakan kaus dinas Polisi, sepatu dan sepeda motornya. Namun setelah itu Arfan tak pernah kembali sampai akhirnya ditemukan tewas di tebing curam curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir oleh sesama rekan polisinya pada 6 Februari. "Saya mohon tolonglah jujur. Kasihan anak-anak saya yang terus-terusan mencari papinya dan sampai sekarang mereka belum percaya kalau papinya sudah meninggal." Sebagaimana diketahui, Bripka Arfan Saragih, anggota Sat Lantas Polres Samosir ditemukan tewas di tebing curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir oleh sesama rekan polisinya pada 6 Februari lalu. Dia tewas setelah tiga hari pergi dari rumah pamit untuk bekerja. #Dugaan Korupsi di Samsat Samosir