Harga Avtur Makin Mahal, Tiket Pesawat Masih Terjangkau?

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 7 November 2023 12:22 WIB
Pengisian Avtur pada Pesawat Komersial (Foto: Shutterstock)
Pengisian Avtur pada Pesawat Komersial (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Harga minyak bumi yang terus naik, berimbas mengerek harga bahan bakar pesawat. Apakah akan mengakibatkan  harga tiket pesawat komersial juga akan naik.

Harga minyak mentah dunia menguat tipis pada perdagangan Senin (6/11) kemarin. Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,77% di posisi US$81,13 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka melesat 0,78% ke posisi US$85,55 per barel.

Hal ini juga membuat harga avtur makin mahal. Pada laman penjualan milik Pertamina One Solution Pertamina, harga avtur periode 1 - 14 November 2023 di bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) tercatat Rp 14.780 per liter untuk penerbangan domestik, sedangkan untuk penerbangan internasional UScents 85,6 per liter.

Harga itu turun jika dibandingkan dua pekan sebelumnya, Rp 15.003 per liter untuk penerbangan domestik dan UScent 88,1 per liter untuk penerbangan internasional.

Harga avtur saat ini di Bandara I Gusti Ngurah Rai (DPS) adalah Rp 16.505 per liter untuk penerbangan domestik dan UScent 95,6 per liter untuk penerbangan internasional.

Harga avtur tersebut meningkat 13% dan 7% dari 1 Juli hingga 14 Juli, dengan harga Rp 14.524 per liter dan UScent 88,9 per liter untuk penerbangan internasional.

Sebelumnya, Menhub Budi Karya mengungkapkan kenaikan harga bahan bakar avtur menjadi faktor terbesar yang menyebabkan harga tiket pesawat masih tinggi. Menurut dia, 40 persen biaya operasional penerbangan berasal dari pembelian bahan bakar avtur.

"Jadi apabila avtur itu Pertamina harganya bisa turun dengan harga yang sama dengan Singapura, ini akan sangat membantu ya," ujarnya.

Kenaikan harga avtur yang terjadi saat ini mempengaruhi total biaya operasi penerbangan. Harga avtur saat ini cenderung naik akibat kondisi sosial politik global seperti perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Hamas. (Ran)