Daya Beli Masyarakat Turun, Legislator: Ini Sinyal Bahaya

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 13 Agustus 2024 4 jam yang lalu
Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati (Foto: Ist)
Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati, menyebut data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menyebut terjadi deflasi atau daya beli yang turun selama tiga bulan berturut-turut.

“Deflasi bisa menjadi sinyal bahaya, karena mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat, tercermin juga pada penurunan pertumbuhan tahunan simpanan di bank dari 7,8% jadi hanya 4,1% utamanya tabungan dibawah Rp100 juta,” kata Anis kepada wartawan, dikutip Selasa (13/8/2024). 

Politikus PKS itu mengatakan turunnya daya beli masyarakat akan memengaruhi pendapatan negara seperti penurunan PPN dan turunnya setoran pajak industri perdagangan.

“Penurunan daya beli bisa berimbas pada, turunnya juga laba industri dan perusahaan, jadi negara juga ikut dirugikan,” ungkap Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan.

Sebab, ia mengkhawatirkan jika kondisi tersebut terus berlanjut, maka akan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan angka kemiskinan akan semakin meningkat.

“Tentunya Pemerintah harus aware (menyadari) dengan situasi ini, jangan lengah dan menyangkal penurunan daya beli, angka PHK saja meningkat dan menurut data BPS jumlah pengangguran masih tercatat 7,2 juta jiwa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anis mengingatkan agar pemerintah terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan instrumen fiskal, utamanya untuk masyarakat kelas menengah yang belum mendapat perlindungan sosial.

“Jika pemerintahan tidak berakhir husnul khotimah, tentunya akan mewariskan beban fiskal yang kian berat, anjloknya daya beli memengaruhi rasio pajak atas PDB dan menyulitkan pemerintahan baru,” pungkasnya.