BI Pertahankan Suku Bunga 6% di Tengah Ketidakpastian Global

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 18 Desember 2024 15:27 WIB
Bank Indonesia (Dok: MI)
Bank Indonesia (Dok: MI)

Jakarta, MI - Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI rate) pada level 6% pada Rabu (18/12/2024). Keputusan ini juga diikuti dengan suku bunga Deposit Facility yang tetap sebesar 5,25% dan Lending Facility sebesar 6,75%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk memastikan inflasi tetap terkendali dengan target 2,5% plus-minus 1% pada 2024 dan 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan AS dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah," katanya dalam paparan hasil RDG BI, Rabu (18/12/2024).

Perry menegaskan bahwa ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau pergerakan nilai tukar Rupiah, prospek inflasi, serta perkembangan kondisi ekonomi, sambil mempertimbangkan kemungkinan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Selain itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran akan terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial yang longgar akan terus diterapkan untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, melalui penguatan strategi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) mulai Januari 2025, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

"Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," tandasnya.

Topik:

bank-indonesia suku-bunga bi bi-rate perry-warjiyo