Dana Aman! Sejumlah Tokoh Tenangkan Nasabah Bank DKI, Imbau Tak Kosongkan Rekening


Jakarta, MI - Ditengah pemulihan sistem yang dilakukan oleh Bank DKI, sejumlah tokoh penting dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, DPRD DKI Jakarta, hingga Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia buka suara untuk menenangkan masyarakat.
Mereka menegaskan bahwa dana serta data nasabah tetap aman dan tidak terdampak oleh gangguan layanan yang terjadi.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak bertanggung jawab dan tetap tenang dalam menghadapi situasi saat ini, serta dapat menggunakan layanan alternatif perbankan Bank DKI.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung sebelumnya turut merespons soal layanan Bank DKI melalui aplikasi JakOne Mobile yang sempat mengalami gangguan. Ia memastikan bahwa dana nasabah Bank DKI aman.
"Intinya, kami memberikan jaminan kepada nasabah Bank DKI di mana saja, di cabang apa saja, dananya dijamin oleh Bank DKI,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Sejalan dengan hal tersebut, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Andri Santosa, mengimbau para nasabah Bank DKI tidak perlu khawatir perihal pemulihan sistem yang yang masih terus berlangsung.
Ia menegaskan bahwa seluruh dana nasabah Bank DKI dijamin keamanannya dan tidak ada yang hilang ataupun mengalami pengurangan.
"Nasabah Bank DKI itu tidak perlu khawatir karena memang dipastikan Bank DKI itu dana nasabah 100 persen aman," tutur Andri kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Minggu (13/4/2025).
Andri juga menyatakan, pihak Bank DKI juga menjamin dana para nasabah. Hanya saja masalah tersebut memang murni karena permasalahan sistem layanan yang terhubung dengan beberapa pihak.
"Kan yang namanya sistem layanan itu bukan hanya melibatkan Bank DKI saja. Tapi disitu ada Bank Indonesia, kemudian ada BI Fast, dan juga ada OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," jelasnya.
Di sisi lain, Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing dengan ajakan untuk menarik seluruh dana dari rekening Bank DKI.
Ia menegaskan bahwa Bank DKI adalah aset milik Pemerintah Provinsi yang selama ini memberikan kontribusi dividen terbesar bagi daerah.
"Jangan ikuti ajakan untuk mengosongkan. Karena ini kan aset kita, aset Pemda, aset DKI," ujar Khoirudin.
Ia juga menambahkan, seluruh pihak terkait saat ini tengah berupaya memulihkan layanan agar segera kembali normal. Oleh karena itu, tindakan menarik dana secara massal justru akan merugikan daerah sebab Bank DKI menjadi penyumbang dividen terbesar bagi Jakarta.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, juga bersuara dengan berharap nasabah tidak terprovokasi ajakan untuk mengosongkan rekening Bank DKI.
Menurut Sarman, saat ini Bank DKI merupakan salah satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbesar di Indonesia sehingga memiliki peran penting dalam perputaran ekonomi dan pembangunan di Jakarta.
“Bank DKI bukan hanya sekedar tempat menyimpan uang nasabah. Namun bank tersebut juga berperan dalam pembangunan dan perputaran ekonomi di Jakarta. Karena Bank DKI juga mempunya berbagai program sosial untuk masyarakat seperti pemberdayaan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang telah terbukti menjadi penopang ekonomi negeri ini. Khususnya Jakarta,” papar Sarman.
Dia juga menjelaskan bahwa masalah ini memang murni karena permasalahan sistem layanan yang terhubung dengan beberapa pihak.
"Kan yang namanya sistem layanan itu bukan hanya melibatkan Bank DKI saja. Tapi disitu ada Bank Indonesia, kemudian ada BI Fast, dan juga ada OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," imbuhnya.
Berikan Alternatif Layanan Transaksi
Sebagai solusi sementara untuk transaksi antar bank yang biasanya dilakukan melalui JakOne Mobile, nasabah dapat memanfaatkan layanan langsung di seluruh Kantor Cabang maupun Cabang Pembantu Bank DKI.
Beragam kebutuhan perbankan tetap dapat dilayani secara optimal, seperti transaksi setor dan tarik tunai (tabungan dan giro), pemindahbukuan antar rekening Bank DKI, dan pemindahbukuan antar bank melalui SKNBI dan RTGS.
Selain itu, nasabah juga dapat memanfaatkan lebih dari 750 unit ATM Bank DKI yang tersedia 24 jam untuk melakukan berbagai transaksi seperti tarik tunai, transfer antar bank, hingga pembayaran tagihan, yang tersebar di berbagai titik strategis di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Selain itu, Bank DKI juga memiliki jaringan ATM di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Semarang, Solo, Gresik, Sidoarjo, hingga Lampung. Transaksi juga dapat dilakukan di ATM jaringan ATM Bersama maupun ATM Prima.
Topik:
bank-dki nasabah-bank-dki pemprov-dki-jakarta