Iran Kena Sanksi Lagi, Harga Minyak Dunia Langsung Terbang


Jakarta, MI - Harga minyak mentah dunia ditutup menguat pada perdagangan Selasa (22/4/2025), usai Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi tambahan terhadap Iran. Penguatan ini mengakhiri tren pelemahan yang terjadi sehari sebelumnya.
Minyak Brent, yang menjadi acuan global, tercatat naik 2,03 persen ke level USD67,82 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga tercatat naik 2,01 persen ke posisi USD63,94 per barel.
Lonjakan harga ini terjadi setelah langkah Departemen Keuangan AS yang menjatuhkan sanksi terhadap pengusaha asal Iran di sektor gas petroleum cair (LPG), Seyed Asadoollah Emamjomeh, beserta jaringan perusahaannya.
Dalam pernyataan resminya, jaringan tersebut disebut berperan dalam menyalurkann LPG dan minyak mentah asal Iran senilai ratusan juta dolar AS ke pasar global.
Meski begitu, pasokan global masih tergolong melimpah. OPEC+ dijadwalkan akan mengembalikan 411.000 barel per hari produksi yang sebelumnya dikurangi, mulai bulan depan. Di saat yang sama, produksi dari negara-negara di luar kartel juga terus meningkat.
Mengutip MT Newswires, pada Selasa (22/4/2025), kekuatan permintaan masih diragukan, seiring negara-negara menghadapi dampak dari perang dagang global yang digagas Presiden AS Donald Trump.
Adapun di antaranya adalah tarif sebesar 145 persen atas impor dari China, yang kemudian dibalas dengan tarif 84 persen terhadap barang-barang asal AS.
“Cukup masuk akal untuk berasumsi bahwa perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia tidak akan memburuk lebih jauh. Artinya, apakah AS dan China menaikkan tarif menjadi 150 persen, 250 persen, atau bahkan 500 persen, pada akhirnya perdagangan antar kedua negara kemungkinan akan nyaris terhenti, dan hal ini akan mendorong lonjakan harga konsumen,” demikian kata PVM Oil Associates dalam laporannya.
Ketidakpastian menghantui pasar global sejak Trump mengumumkan kebijakan tarif baru pada 2 April lalu yang menyasar hampir seluruh mitra dagang utama AS.
Kebijakan yang dijuluki sebagai “Hari Pembebasan” itu sontak memicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi global dan lonjakan inflasi.
Pada perdagangan Senin (21/4/2025), dolar AS merosot ke level terendahnya dalam tiga bulan terakhir. Sementara itu, indeks Dow Jones telah anjlok hingga 9,6 persen sejak kebijakan tarif diumumkan.
Topik:
minyak-dunia harga-minyakBerita Sebelumnya
Konsolidasi Danantara jadi Fokus Utama untuk Tingkatkan Investasi
Berita Selanjutnya
Perbedaan Koperasi Desa Merah Putih dan BUMDes
Berita Terkait

Minyak Melonjak 3%, Tekanan AS ke Rusia dan Sinyal Damai Dagang Bikin Harga Terkerek
30 Juli 2025 08:19 WIB

Harga Minyak Terdongkrak, Ketegangan Laut Merah dan Produksi AS jadi Pemicu
9 Juli 2025 08:50 WIB