Konglomerasi Korsel akan Tambah Investasi USD1,7 Miliar di Indonesia

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 28 April 2025 17:27 WIB
Pertemuan Pesideng RI, Prabowo Subianto dengan Konglomerasi Korea Selatan di Istana Merdeka (Foto: Setkab)
Pertemuan Pesideng RI, Prabowo Subianto dengan Konglomerasi Korea Selatan di Istana Merdeka (Foto: Setkab)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hasil pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan para konglomerat Korea Selatan (Korsel) yang berlangsung di Istana Merdeka, Senin (28/4/2025).

Dalam pertemuan tersebut, sebanyak 19 grup usaha besar Korsel, di mana 18 di antaranya telah lebih dulu menanamkan modalnya di Indonesia. Total investasi yang telah dikucurkan oleh para raksasa bisnis Korsel ini mencapai USD15,4 miliar.

Tak berhenti di situ, mereka juga berencana untuk menambah investasi baru senilai USD1,7 miliar.

"Mereka akan ada rencana tambahan USD1,7 miliar dan secara total investasi yang dilakukan dalam bentuk rupiah yang tadi dilaporkan dan sudah dilaksanakan perusahaan tersebut adalah Rp269 triliun dan akan ditambah lagi Rp30 triliun," tutur Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah perusahaan seperti Lotte Chemicals akan diresmikan pada akhir 2025. Lotte Chemical juga menawarkan partisipasi Indonesia dalam proyek tersebut.

“Dan Bapak Presiden secara prinsip menyetujui Indonesia berpartisipasi di dalam Lotte Chemical tersebut dan diberi tuhas kepada Danantara untuk melakukan kajian dan tindak lanjut investasi tersebut,” katanya.

Selain Lotte, sejumlah perusahaan besar lainnya juga terlibat, antara lain KB Financial Group, yang mengelola Bank Bukopin dan telah mencatatkan kinerja positif selama empat tahun berturut-turut. Hyundai Motor pun dinilai sukses menjalankan operasinya di Indonesia.

Lebih lanjut, POSCO yang bekerja sama dengan Krakatau Steel akan memasuki fase kedua dari proyek 10 juta ton baja. Lalu, Ecopro yang berinvestasi hampir USD500 juta di Morowali untuk pembangunan fasilitas katoda prekursor dan smelter nikel.

Sementara itu, KCC Glass, telah berinvestasi di Kawasan Industri Batang dan berencana melakukan ekspansi lebih lanjut dengan harapan mendapatkan harga gas domestik yang kompetitif.

Perusahaan lainnya, seperti LX International, juga menunjukkan komitmennya dengan rencana ekspansi investasi di sektor batu bara, nikel, dan perkebunan hingga mencapai USD500 juta.

Di sektor pertahanan, perusahaan Korsel seperti Tsong Shan tengah menjajaki peluang untuk memproduksi amunisi di Indonesia. Selain itu, SK Group telah membangun fasilitas plasma konvalesen di Cikarang untuk mendukung kebutuhan dalam negeri.

"Dari segi Korsel sendiri, mereka mengapresiasi pertemuan dengan Bapak Presiden yang berjalan secara terbuka, dan Bapak Presiden mendengar satu per satu dan itu yang membuat mereka sangat mengapresiasi keterbukaan pemerintah," beber Airlangga.

Topik:

prabowo-subianto menko-airlangga investasi korea-selatan