Harga Beras Dunia Anjlok, Benarkah Indonesia jadi Penyebab?

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 15 Mei 2025 18:55 WIB
Harga Beras Dunia Mengalami Penurunan (Foto: Ist)
Harga Beras Dunia Mengalami Penurunan (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa penurunan harga beras dunia belakangan ini tak lepas dari keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras. 

Menurutnya, posisi Indonesia yang saat ini tidak lagi mengandalkan impor telah memberikan dampak signifikan pada pasar global.

Data Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, harga beras dunia yang sebelumnya berada di kisaran USD 460 per ton kini merosot ke angka USD 390 per ton. 

Sudaryono menyebut, itu terjadi lantaran pasar beras dunia kehilangan salah satu pelanggan utamanya.

"Jadi itu, faktor Indonesia tidak impor beras lagi bagi komoditas beras dunia ini sangat berpengaruh. Karena kita adalah pelanggan impor dengan kuantitas yang salah satu terbesar di dunia," jelasnya di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025).

"Nah, begitu enggak impor ya mereka oversupply kan. Begitu oversupply, (harga beras) mereka turun," kata Sudaryono menambahkan.

Meski harga beras dunia menurun, ia memastikan bahwa pembelian beras dari tingkat petani tetap terjaga dengan baik. Dengan acuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah petani Rp 6.500 per kg.

"Kita itu kan tidak terpengaruh harga beras di kita dengan beras dunia. Karena kan kita produksi semua dalam negeri. Sehingga enggak ada masalah," terangnya.

Panen Raya Melimpah

Wamentan mengucapkan rasa syukurnya atas suksesnya panen raya yang membuat ketersediaan beras di Indonesia melimpah. Adapun stok cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 3,7 ton.

Sudaryono tak memungkiri, jika kondisi tersebut turut menimbulkan masalah untuk penyalurannya. Namun ia mengklaim bahwa itu jadi sebuah masalah dengan kategori baik (good problem).

"Kita melimpah. Jadi tantangannya begini. Ini kan namanya good problem. Lebih baik panen melimpah kita bingung cari solusi, daripada kita panen yang enggak ada barangnya," tandasnya.

Sudaryono mengungkapkan bahwa melimpahnya stok beras nasional membawa tantangan baru bagi Perum Bulog, yang membuat gudang milik Bulog tak cukup ruang untuk menampungnya.

"Bahkan udah nyewa gudang, udah pinjem gudang, udah gudangnya polisi, gudangnya tentara yang enggak kepake, bahkan gudangnya kepala desa kalau di desa itu ada gudang, kita udah sisir," imbuhnya.

"Semua gudang untuk supaya bisa nyerap lebih banyak udah kita kerjakan. Tapi ternyata memang hasil panennya lebih banyak gitu," tutup Sudaryono.

Topik:

beras harga-beras-dunia beras-indonesia