Laba Vale (INCO) Terjun Bebas 32% Ditengah Tekanan Harga Nikel


Jakarta, MI - PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencatat penurunan tajam kinerja keuangan sepanjang semester I/2025, seiring tidak berulangnya keuntungan non-operasional yang sempat menopang laba di awal tahun.
Perusahaan nikel ini hanya mampu membukukan laba bersih sebesar US$25,2 juta, atau sekitar Rp414 miliar, merosot 32% secara tahunan (year-on-year).
Koreksi paling signifikan terjadi pada kuartal II/2025, di mana Vale hanya mengantongi laba US$3,5 juta, jauh merosot dibandingkan kuartal I yang mencatat US$21,8 juta.
Salah satu penopang utama laba kuartal I adalah adanya keuntungan satu kali (one-off) dari pengakuan nilai wajar aset derivatif senilai US$16,6 juta. Tanpa pos tersebut di kuartal II, laba bersih mengalami tekanan tambahan.
Sepanjang enam bulan pertama tahun 2025, pendapatan Vale tercatat turun 11% YoY menjadi US$426,7 juta, meskipun di sisi lain produksi nikel matte meningkat 2,3% menjadi 35.584 metrik ton.
Penurunan terjadi pada volume penjualan, yang melemah 1,5% menjadi 35.119 metrik ton, serta harga jual rata-rata yang merosot 10,5% menjadi US$12.014 per ton dari US$13.418 per ton pada semester I/2024.
Kemudian, margin laba juga menyusut. Laba kotor Vale anjlok 51% menjadi US$30,1 juta. Selain beban pokok pendapatan yang tetap tinggi, perusahaan juga mencatat kenaikan beban royalti dari US$13,7 juta di kuartal I menjadi US$15,7 juta pada kuartal II. Operasi pemeliharaan turut membebani performa.
Meski begitu, perusahaan masih memperoleh pendapatan keuangan yang cukup besar, ditambah dengan keuntungan dari instrumen derivatif pada kuartal I, yang turut membantu meredam tekanan lebih dalam terhadap laba bersih.
Topik:
pt-vale-indonesia-tbk-inco kinerja-keuangan-vale