Diduga Ada Campur Tangan Senayan, APH Didesak Usut Pemain Distribusi Gas Melon

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 Februari 2025 11:50 WIB
Salah satu warung penjual gas LPG 3Kg (Foto: Dok MI/Net/Ist)
Salah satu warung penjual gas LPG 3Kg (Foto: Dok MI/Net/Ist)

Jakarta, MI - Direktur Centre Budget for Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mendesak aparat penegak hukum (APH) agar mengusut siapa saja pemain dalam distribusi liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram atau elpiji melon.

"APH harus segera bertindak melalui penyelidikan menelusuri biang kerok kerugian negara ini terutama distributor yakni Pertamina Patra Niaga," kata Uchok kepada Monitorindonesia.com, Kamis (6/2/2025).

Menurut Uchok, APH harus menelusuri dari proses penganggaran, penetapan para agen dan pangkalan maupun proses pelaksanaannya distribusi dan lainnya, berkaitan dengan ini segera dikumpul tuntas. “Ini harus bergerak APH itu, jangan tunggu ramai-ramai baru jalan, kan kelamaan. Karena semua itu, mengaku untuk rakyat, tapi rakyat mana?” bebernya.

Di lain sisi, Uchok meminta kepada Presiden Prabowo melalui menteri-materinya bergerak secara simultan soal kasus distribusi elpiji melon. Diketahui, bahwa tahun 2025, pemerintah mengalokasikan subsidi Gas Melon Rp87,6 triliun secara nasional. 

Angka tercatat lebih tinggi dibanding tahun lalu, sebesar Rp85,6 Triliun. Dari anggaran tersebut, volume subsidi gas melon yang harus disalurkan pemerintah adalah sebesar 8,17 juta ton. 

Pun, Uchok juga mendesak PT Pertamina Patra Niaga untuk membuka pemain distribusi gas melon itu. Pasalnya, kata dia, pemain utama kerah putih di dalam distribusi gas melon diperkirakan menjadi biang kerok distribusi sehingga merugikan subsidi anggaran negara. 

“Saya mendesak Pertamina Patra Niaga, bukalah datanya, siapa pemilik agen-agen itu, jatahnya berapa jadi ketahuan siapa saja jajaran pengurus perusahaan, afiliasinya dan lainnya," ungkapnya.

Uchok Sky
Direktur Centre Budget for Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi (Foto: Dok MI)

Dia menambahkan, bahwa kisruh ini berawal dari hulu, jangan salah menuding pengecer, yang sebenarnya hanya untuk hidup, atau keperluan cuan recehan.

Menurut dia, ada sumber yang mengatakan adanya penyimpangan distribusi sejak dari hulu penetapan agen distribusi. Katanya, ada campur Senayan, untuk jatah-jatah agen ini, sehingga harus dibuka semua, siapa yang nakal sebenarnya. 

“Coba saja, jadi agen itu tidak gampang, kalau tidak ada pelicin. Nah kalau saja, agen sudah mengeluarkan uang jago, di depan, tentu sebagai pengusaha akan cari peluang lain untuk menutupinya," bebernya.

Menurut Uchok para agen ini juga kreatif melalui salah satunya peluang jatah kuotanya tidak semua disalurkan ke pangkalan, pasti ‘kencing’ di jalan, distribusi langsung ke pengecer. 

“Kalau dikirim ke pangkalan kan harga sudah jelas, tidak bisa bermain. Tetapi kalau disalurkan ke pengecer, menang banyak para agen itu. Jadi sudah dari hulunya sudah ada permainan, jangan tuding pengecer terus yang modal tak seberapa, apalagi dituding mengoplos."

"Memang harga ke tingkat pengecer tinggi sekitar Rp22 ribu sampai Rp25 ribu per tabung gas melon, sudah tak masuk akal. Hal ini terjadi karena buntut permainan di hulu, jangan pengecer gurem malah dituding,” tutupnya. (red)

Topik:

Gas Melon LPG 3Kg CBA Pertamina Pertamina Patra Niaga