Tabrakan Kereta di Single Track, Bagaimana Proyek Jalur Ganda Rp1,3 T?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 Januari 2024 03:46 WIB
PT KAI sedang berupaya mengevakuasi dua rangkaian kereta api. (Foto: SAR Bandung)
PT KAI sedang berupaya mengevakuasi dua rangkaian kereta api. (Foto: SAR Bandung)

Jakarta, MI - Kereta Api Turangga PLB 65A bertabrakan dengan Kereta Api Commuterline Bandung 350, di petak jalan Haurpugur-Cicalengka Km 181+700, Kabupaten Bandung, pukul 06.30 WIB, Jumat (5/1).

KA Turangga melaju dari Stasiun Gubeng, Surabaya, dengan tujuan akhir Stasiun Bandung. Sementara itu, KA Commuterline Bandung berangkat dari Padalarang menuju Cicalengka. Diketahui bahwa Stasiun Cicalengka yang masih menggunakan jalur tunggal atau single track. Padahal single track di lintasan kereta api memang lebih rawan terjadi kecelakaan. 

Di tengah kasus kecelakaan ini, isu keselamatan dan proyek pembangunan jalur ganda pun mencuat. Pada jalur kecelakaan dua kereta ini, pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, sebenarnya tengah menjalankan pembangunan jalur ganda kereta.

Dalam berbagai kesempatan, otoritas perhubungan menyebut proyek jalur baru kereta baru itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna kereta, yaitu memangkas waktu tempuh. Aspek keselamatan tidak pernah disebut sebagai tujuan utama pembangunan jalur ganda tersebut. 

Sebab, pada Februari 2022 lalu, Direktur Prasarana Perkeretaapian di Kemenhub, Harno Trimadi, menyebut proyek jalur ganda itu akan memperpendek waktu tempuh dan berpotensi meningkatkan jumlah penumpang hingga 25%.

"Keberadaan jalur ganda memangkas waktu tempuh dari jalur Bandung-Cicalengka yang selama ini menghabiskan waktu 43 menit. Diharapkan dengan pembangunan double track ini, bisa ditempuh dalam waktu 30 menit," kata Harno pada waktu itu.

Namun itu, pada Desember lalu, Harno divonis lima tahun penjara dalam kasus suap pengerjaan perbaikan perlintasan kereta sebidang di Jawa dan Sumatra tahun anggaran 2022.

Sebagaimana diketahui, bahwa dalam proyek jalur ganda senilai Rp1,3 triliun, Kemenhub akan membangun jalur ganda kereta sepanjang 23,5 kilometer dari Kiaracondong hingga Cicalengka.

Proyek itu dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama membentang dari Gedebage hingga Haurpugur sepanjang 14 kilometer. Sementara tahap kedua berfokus pada jalur dari Haurpugur hingga Cicalengka sepanjang 9 kilometer.

Kemenhub membuat target dua tahap itu akan selesai pada 2023. Namun saat tabrakan KA Turangga dan kereta Commuter Line Bandung Raya terjadi, proyek tahap kedua belum tuntas.

Sebagaimana dilansir dalam unggahan akun Twitter resmi Kemenhub @kemenhub151, bahwa proyek ini memang ditargetkan rampung pada tahun 2023. 

Double Track Kiaracondong-Cicalengka akan menyediakan kapasitas jalur yang cukup dan memadai. Jalur ini disebut mampu meningkatkan pelayanan operasi KA, salah satunya dengan memangkas waktu tempuh dari Bandung-Cicalengka dari 43 menit menjadi 23 menit. 

Lewat Double Track Kiaracondong-Cicanglengka, jumlah rangkaian kereta dari awalnya 8 akan diubah menjadi 10.  "Headway juga akan berubah dari 9 menit menjadi 5 menit. Dan tentunya ini akan meningkatkan potensi jumlah penumpang hingga 25 persen," kata Harno Trimadi saat itu.

Hadirnya Double Track Kiaracondong-Cicalengka turut berkontribusi dalam mengembangkan jalur Padalarang-Cicalengka sebagai moda transportasi perkotaan komuter Bandung Raya. Jalur ganda sepanjang 23,5 Km'sp ini akan melintasi Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Pembangunannya terbagi menjadi dua tahap. 

Tahap pertama sepanjang Gedebage-Haurpugur sepanjang 14 Km'sp dan kedua Kiaracondong-Haurpugur dan Haurpugur-Cicalengka 9,05 Km'sp. "Targetnya selesai 2024. Tapi kami bertekad selesai 2023 sehingga 2024 sudah bisa beroperasi," tambah Harno. 

Single Track Rawan Kecelakaan

Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai single track di lintasan kereta api memang lebih rawan terjadi kecelakaan.  "Perlu didalami pengoperasian di Stasiun Cicalengka. Single track memang lebih rawan kecelakaan ketimbang double track," kata Djoko, Jum'at (5/1). 

Karena itu pemberangkatan kereta api dari stasiun yang melewati jalur single track harus lebih hati -hati. "Oleh sebab itu ketika memberangkatkan kereta api dari stasiun harus lebih hati-hati, dipastikan kondisi jalur yang akan dilewati dalam kondisi bebas perjalanan kereta api hingga stasiun berikutnya," katanya. 

Soal dugaan awal penyebab kecelakaan ini, Djoko menyebut setiap kejadian memiliki penyebab yang berbeda sehingga tidak dapat disimpulkan. "Setiap kejadian akan berbeda secara spesifik penyebabnya," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, saat ini hampir semua lintasan kereta api sudah jalur ganda atau double track. 

Sebelumnya, PT KAI melaporkan semua penumpang selamat dari kecelakaan itu. Dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan Kereta Lokal Bandung Raya atau Commuter Line Bandung sebanyak 191 penumpang, ada sekitar 22 penumpang yang luka ringan. 

Mereka telah dibawa ke Rumah Sakit terdekat, untuk mendapat perawatan. Rinciannya ada 18 penumpang dilarikan RSUD Cicalengka, RS Edelweis 2 orang, dan RS AMC 2 orang.

Namun PT KAI sangat berduka dan menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya empat petugas kereta. Di antaranya terdiri dari: masinis, asisten masinis, pramugara dan security, akibat peristiwa kecelakaan yang terjadi itu.

"Kami sangat berduka atas meninggalnya sejumlah petugas KA akibat kecelakaan tersebut. Kami sangat mengapresiasi jasa mereka yang telah berkontribusi terhadap perusahaan," ucap EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji, Jum'at.

Hingga saat ini para penumpang yang selamat dan telah dievakuasi, langsung dibawa ke stasiun terdekat untuk melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi yang disediakan PT KAI. 

Selain itu seluruh tim serta pihak-pihak terkait seperti TNI/ Polri, Basarnas, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, KNKT, dan pihak-pihak lain sedang melakukan upaya penanganan kecelakaan tersebut. (wan)