Nama Finalis Tokoh Terkorup Dunia Jokowi Lenyap dari Situs OCCRP, Ada Apa?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 2 Januari 2025 23:31 WIB
Rilis Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menempatkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dalam daftar pemimpin dunia yang dinilai paling korup sepanjang 2024 tidak lagi ditemukan di situs resmi mereka, occrp.org. (Foto: Dok MI)
Rilis Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menempatkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dalam daftar pemimpin dunia yang dinilai paling korup sepanjang 2024 tidak lagi ditemukan di situs resmi mereka, occrp.org. (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Nama mantan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) finalis tokoh terkorup dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OOCRP) lenyap pada situs OCCRP itu.

Pantauan Monitorindonesia.com, Kamis (2/1/2025) hingga pukul 23.00 nama Jokowi yang masuk dalam daftar pemimpin dunia yang dinilai paling korup sepanjang 2024 itu tidak lagi ditemukan di situs resmi mereka, occrp.org. 

Adapun OCCRP adalah organisasi jurnalisme investigasi berbasis di Amsterdam, Belanda, yang berfokus pada isu kejahatan terorganisir dan korupsi global. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta, menjadi salah satu finalis 'Person of The Year' dalam kategori Kejahatan Terorganisir dan Korupsi untuk tahun 2024. 

Selain Jokowi, nama-nama seperti Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan pebisnis India Gautam Adani juga masuk dalam daftar tersebut.

Penilaian ini berdasarkan masukan dari jurnalis, masyarakat, serta panel juri yang tergabung dalam jaringan OCCRP.  Dalam pernyataannya yang dikutip pada Selasa, 31 Desember 2024, OCCRP menyebut, "Kami meminta nominasi dari para pembaca, jurnalis, juri Person of the Year, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP."

OCCRP

Hilangnya rilis tersebut dari situs resmi OCCRP menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat. Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan resmi dari OCCRP terkait alasan penghapusan konten tersebut.

Jokowi menantang

Soal rilis itu, Jokowi menantang OCCRP untuk membuktikan tuduhan tersebut. "Hehehe ya terkorup, korup apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa?" kata Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024).

Soal tuduhan manipulasi pemilu dan eksploitasi sumber daya alam (SDA), Jokowi kembali mempertanyakan bukti yang dimiliki pihak-pihak tersebut. "Ya apa? Sumber daya alamnya apa? Apalagi," kata Jokowi.

Jokowi menyatakan bahwa tuduhan dan framing jahat tanpa bukti saat ini sudah marak. Ia mengaku tidak heran dengan munculnya nominasi seperti yang dirilis OCCRP. "Ya sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?" beber Jokowi.

Namun, Jokowi enggan berspekulasi apakah voting tersebut bermuatan politik atau tidak. Ia hanya menyebut bahwa banyak pihak menggunakan berbagai cara untuk membuat tuduhan jahat. 

"Ya ditanya saja, orang bisa memakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai, bisa pakai ormas untuk menuduh, untuk membuat framing jahat, membuat tuduhan-tuduhan jahat seperti itu," tutup Jokowi.

Topik:

Jokowi OCCRP