Korlantas Sebut Angka Kecelakaan saat Arus Mudik Lebaran 2025 Turun 31 Persen

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 3 April 2025 16:01 WIB
Direktur Penegak Hukum (Dirgakkum) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Raden Slamet Santoso (Foto: Ist)
Direktur Penegak Hukum (Dirgakkum) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Raden Slamet Santoso (Foto: Ist)

Jakarta, MI- Direktur Penegak Hukum (Dirgakkum) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Raden Slamet Santoso mengatakan kecelakaan yang terjadi saat arus mudik lebaran mengalami penurunan sebanyak 31 persen.

Slamet menyebut bahwa korban meninggal dunia akibat kecelakan pada arus mudik lebaran 2025 juga mengalami penurunan hingga 28 persen dari tahun-tahun sebelumnya.

"Arus mudik sepanjang arus mudik itu alhamdulillah untuk angka kecelakaan kan kita turun sampai 31 persen baik itu jumlah kecelakaan maupun fatalitas. Yang meninggal dunia (turun) sampai 28 persen," kata Brigjen Raden Slamet Santoso, Kamis (3/4/2025).

Slamet menjelaskan, kecelakaan selama arus mudik paling banyak terjadi di jalur-jalur arteri dengan total 2334 kecelakan kendaraan roda dua dan 170 kecelakaan kendaraan roda empat atau lebih.

Menurut Slamet, peneyebab terjadinya kecelakaan dipicu oleh berbagai faktor diantaranya, pengemudi kurang bisa menjaga jarak aman dengan kendaraan lain serta kurangnya konsentrasi ketika berkendara.

Slamet mengatakan bahwa faktor kelelahan dan mengantuk saat berkendara juga menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan.

"Kecelakaan selama arus mudik itu paling banyak tetap di jalan arteri dengan jumlah kendaraan paling banyak adalah sepeda motor hampir 2334 kendaraan, kemudian mobil penumpang 107. Rata-rata penyebabnya karena kurang konsentrasi, kurang bisa menjaga jarak antar kendaraan satu dengan kendaraan yang lain dan kedua adalah kelelahan, mengantuk," ungkapnya.

Slamet menghimbau seluruh masyarakan yang akan pulang dari kampung halaman saat arus balik nanti, untuk selalu menjaga kesehatan diri serta memastikan kondisi kendaraan beroperasi secara normal dan optimal.

Lebih lanjut, Slamet juga meminta agar masyarakat lebih sadar akan aturan berkendara baik dalam kondisi normal maupun sedang ada rekayasa lalulintas, hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Nah itu bisa membahayakan diri sendiri maupun membahayakan yang lain. Karena lajur kanan itu dipakai untuk mendahului. Nah sedangkan untuk di jalur one way itu di balik, jalur kiri yang untuk mendahului itu harus dipahami oleh seluruh masyarakat," tandasnya.

Topik:

Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso Arus Mudik Lebaran 2025