Santri Ikut Dilibatkan saat Pengecoran Musalah Ambruk di Ponpes Al Khoziny

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 2 Oktober 2025 3 jam yang lalu
Evakuasi korban bangunan musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Siduarjo (Foto: Dok. BNPB)
Evakuasi korban bangunan musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Siduarjo (Foto: Dok. BNPB)

Jakarta, MI- Peristiwa robohnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Siduarjo, pada Senin (29/9/2025) mengungkap fakta baru. Pasalnya Sejumlah santri rupanya juga ikut terlibat dalam proses pembangunan musala tersebut sebagai bentuk hukuman. 

Salah satu santri yang selamat dalam peristiwa tersebut, Muhammad Rijalu Qoib menjelaskan bahwa sejatinya musala tersebut masih dalam proses pengecoran atap saat peristiwa tersebut terjadi.

"Awalnya ada yang krek bocor mau ngecor paling atas, nah terus itu langsung full tidak diisi setengah jadi bahan-bahan di bawahnya tidak kuat," kata Rijalul.

Adapun, musala Pondok Pesantren Al Khoziny tersebut roboh ketika para santri sedang menunaikan ibadah shalat. 

Salah satu santri lainnya, Sulaiman mengatakan bahwa biasanya para santri yang tidak mengikuti kegiatan akan diminta untuk membantu proses pembangunan sebagai bentuk hukuman. Termasuk dalam proses pengecoran atap. 

Sejatinya, proses pembanguna musala tersebut telah meilbatkan banyak tukang. Namun, para santri biasanya akan diminta untuk membantu proses pembangunan sebagai bentuk hukuman karena tidak mengikuti kegiatan. 

"Cuma apa kayak hukuman, misal hukuman lah. Kayak enggak ikut kegiatan itu nanti disuruh bantuin ngecor gitu," kata Sulaiman. 

Sementara itu, seorang wali santri bernama Noer mengatakan bahwa keponaknyan yang bernama Saugik sedang bertugas untuk membantu proses pengecoran atap musala saat peristiwa tersebut terjadi.

Akibatnya peristiwa tersebut, Sugik mengalami luka retak tulang pada bagian lengan kanannya.

"Dia bagian ngecor. Iya (yang ngecor santri)," kata Noer.

Topik:

Ponpes Al Khoziny Musala Ambruk Jawa Timur