Samsuddin Ajak OPD Gunakan Akal, Bukan Alasan

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 7 Oktober 2025 2 jam yang lalu
Sekda Malut, Samsuddin Abdul Kadir (Foto: Dok MI).
Sekda Malut, Samsuddin Abdul Kadir (Foto: Dok MI).

Sofifi, MI - Sekda Malut, Samsuddin Abdul Kadir, memimpin apel gabungan di halaman Kantor Gubernur Malut, Sofifi, Senin (6/10). Dalam arahannya, Sekda mengingatkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk tetap fokus bekerja dan berpartisipasi aktif dalam menyukseskan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Provinsi Malut, yang akan berlangsung di Sofifi dan Ternate.

Samsuddin menuturkan, dalam beberapa hari terakhir banyak aparatur yang sibuk mempersiapkan berbagai agenda besar menyambut momentum HUT provinsi. Ia menyebutkan sejumlah kegiatan yang telah dijadwalkan, mulai dari Festival Nyao Fufu di Kelurahan Dufa-Dufa, Kota Ternate, operasi katarak massal yang digelar Dinas Kesehatan bekerja sama dengan RSUD Chasan Boesoerie, hingga perayaan puncak yang akan dipusatkan di Ibu Kota Sofifi.

“Kami memahami bahwa saat ini banyak personel yang mempersiapkan acara-acara tersebut, baik yang dilaksanakan di Sofifi maupun di Ternate. Kita ketahui bersama bahwa paling tidak ada beberapa kegiatan penting yang dimulai hari ini,” ujar Samsuddin.

Ia menambahkan, menjelang dan pada hari puncak perayaan nanti, berbagai agenda besar juga akan digelar, termasuk pameran pembangunan dan ekspo daerah. Karena itu, ia mengimbau semua OPD untuk turut menyosialisasikan dan mengajak masyarakat agar meramaikan kegiatan HUT provinsi tahun ini.

“Yang paling penting, kita berharap acara yang dilaksanakan ini akan memberikan peluang yang lebih besar kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi. Karena provinsi ini milik kita semua, baik aparatur maupun masyarakat pada umumnya,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Sekda juga menyoroti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai bagian dari persiapan menyambut hari jadi provinsi. Ia mengapresiasi seluruh ASN yang telah menunjukkan komitmen menjaga kebersihan di lingkungan kantor maupun sekitar Sofifi.

“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan seluruh aparatur untuk kebersihan di masing-masing kantor dan lingkungan sekitar. Mudah-mudahan ini menjadi contoh baik bagi masyarakat, bahwa kita benar-benar serius mempersiapkan pelaksanaan acara ini,” ungkapnya.

Samsuddin berharap, nuansa perayaan tahun ini menjadi momentum kebersamaan dan kebanggaan seluruh masyarakat Malut terhadap perjalanan provinsi yang kini memasuki usia 26 tahun.

Dalam arahannya, Sekda Samsuddin juga menyampaikan pesan dari Gubernur Malut, Sherly Tjoanda, yang rencananya tiba di Sofifi untuk menghadiri sejumlah agenda HUT. Namun, menurutnya, Gubernur sedang mempersiapkan pertemuan penting dengan Menteri Keuangan RI guna membahas perubahan signifikan dalam skema transfer pusat ke daerah.

Samsuddin mengakui adanya pemotongan cukup besar terhadap dana transfer pusat yang sebelumnya menjadi bagian dari APBD Malut. Namun, ia menegaskan bahwa perubahan tersebut bukanlah penghapusan, melainkan relokasi anggaran yang akan tetap dimanfaatkan untuk pembangunan di daerah melalui program kementerian.

“Kita mendapatkan pemotongan yang cukup besar, tetapi itu bukan berarti hilang. Terjadi relokasi, yang tadinya ditransfer ke daerah kini dikelola pusat untuk melaksanakan pembangunan di wilayah kita,” jelasnya.

Ia menekankan, relokasi ini justru membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk berkoordinasi lebih aktif dengan kementerian terkait, agar program-program pembangunan dari pusat dapat diarahkan dan dilaksanakan di Malut.

Samsuddin meminta seluruh kepala OPD agar menyesuaikan pola kerja dengan kondisi fiskal terbaru. Ia mengingatkan bahwa ke depan, keberhasilan pembangunan daerah tidak hanya bergantung pada dana APBD, tetapi juga pada kemampuan pemerintah daerah menjalin kolaborasi strategis dengan pemerintah pusat dan sektor swasta.

“Kita harapkan semua OPD terus berkoordinasi dan berkonsultasi dengan kementerian masing-masing agar program-program bisa turun ke daerah. Sekarang, kita tidak hanya menunggu dana transfer, tapi aktif mendorong pelaksanaan program pusat di wilayah kita,” katanya.

Dia menegaskan bahwa penurunan anggaran bukan berarti menurunnya aktivitas pemerintahan. Sebaliknya, ASN justru dituntut untuk bekerja lebih keras dan kreatif, meski dengan keterbatasan dana.

“Menurut saya, aktivitas kita justru akan bertambah, hanya saja aktivitas tanpa uang. Karena kita semua tahu bahwa tugas pemerintahan ada tiga: penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Samsuddin menegaskan, tiga tugas pokok pemerintahan itu harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab oleh ASN. Ia menjelaskan, penyelenggaraan pemerintahan merupakan tugas penuh aparatur, sedangkan pelaksanaan pembangunan idealnya dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

“Pelaksanaan pembangunan sebenarnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, termasuk sektor swasta. Tugas kita adalah menyiapkan tata ruang, regulasi, dan promosi agar partisipasi masyarakat meningkat,” urainya.

Karena itu, penurunan anggaran pembangunan menurutnya justru menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk memperluas partisipasi swasta dalam berbagai proyek dan sektor strategis, seperti pertanian, peternakan, dan industri kecil menengah.

“Kalau dulu kita beli bibit dengan dana APBD, sekarang mungkin kita harus cari investor yang mau berinvestasi di pertanian atau peternakan. Artinya, kerja kita lebih besar pada tahap negosiasi dan fasilitasi,” jelasnya.

Sekda juga mengungkapkan, beberapa kepala dinas sempat menyampaikan keluhan terkait pagu anggaran yang menurun. Namun, ia menegaskan agar semua tidak berkecil hati dan tetap fokus bekerja.

“Saya sampaikan, jangan berkecil hati. Yang berkurang itu hanya aspek pembangunannya. Justru di situlah kita harus kreatif mencari mitra kerja dan mendorong kolaborasi dengan swasta,” kata Samsuddin.

Ia menekankan bahwa selama aparatur diberikan dukungan operasional untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan, maka kegiatan pelayanan publik harus terus berjalan dengan baik.

“Yang penting OPD diberi dukungan operasional untuk bergerak. Pembangunannya bisa dicari solusinya lewat kerja sama dan inovasi,” tambahnya.

Menutup arahannya, Samsuddin mengingatkan kembali filosofi dasar pembangunan daerah bahwa pemerintah sejatinya adalah fasilitator utama, sementara masyarakat dan dunia usaha menjadi pelaku utama pembangunan.

“Kita siapkan peran sebagai fasilitator bagi sektor swasta agar masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan. Itulah bagian dari tanggung jawab kita mempersembahkan hasil kerja pemerintahan untuk kesejahteraan rakyat,” tandas Samsuddin. (Jainal Adaran)

Topik:

Sekda Malut Samsuddin Abdul Kadir