Kepingin Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran, Presiden Jokowi Turun Gunung

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 26 Januari 2024 13:42 WIB
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta Subiran Paridamos, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal keberpihakan jika ditelaah dari sisi komunikasi politik, maka dirinya hendak memberikan sinyal kepada para loyalisnya untuk ikut mendukung pasangan calon (Paslon) Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024.

"Presiden Jokowi sedang memberikan sinyal kepada para loyalisnya bahwa posisi dan preferensi politik jelas dan tegas mendukung atau pro terhadap keberlanjutan pemerintahan dan itu hanya ada di poros Prabowo-Gibran," kata Subiran saat dihubungi Monitorindonesia.com, Jumat (26/1).

Menurutnya, pernyataan tersebut bentuk endorsmen Jokowi kepada pasangan Prabowo-Gibran untuk bisa menarik pemilih lebih besar lagi, agar dapat memenangkan Pemilu dalam 1 putaran.

"Dengan endorsmen dan pernyataan yang jelas tersebut, maka para loyalis tidak perlu lagi ragu-ragu untuk mengekspresikan kecenderungan politiknya terhadap Prabowo-Gibran agar bisa menang 1 putaran," ujarnya.

Dia juga memandang, bahwa Jokowi secara sengaja melontarkan hal tersebut untuk memberikan pesan kepada lawan politiknya bahwa dirinya hanya menginginkan keberlanjutan.

"Presiden Jokowi sedang mengirimkan pesan politik kepada lawan politik, bahwa presiden Jokowi memang memiliki kecenderungan berpihak kepada salah satu Paslon dan itu adalah Paslon yang pro kepada keberlanjutan," tuturnya.

Selain itu, ia menilai jika Jokowi ingin mematahkan pandangan publik yang menyebut bahwa presiden tak boleh berpihak dan melakukan kampanye kepada salahstu paslon dalam Pemilu.

"Presiden Jokowi ingin mematahkan framming yang menyebutkan bahwa jika presiden memihak dan ikut berkampanye maka otomatis melanggar UU dan telah menciderai etika netralitas," tukasnya. (DI)