Megawati: Demokrasi Kini Terancam Mati Akibat Kekuatan Menghalalkan Segala Cara

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 28 November 2024 14:39 WIB
Megawati Soekarnoputri (Foto: Dok MI/Antara)
Megawati Soekarnoputri (Foto: Dok MI/Antara)

Jakarta, MI - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyatakan bahaa demokrasi saat ini terancam mati akibat daripada kekuatan penguasa yang menghalalkan segala cara.

Menurut mantan Presiden RI kelima ini, bahwa kekuatan itu mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara di beberapa wilayah terus-menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur ,Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara.

"Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara," kata Megawati dalam pernyataannya, Kamis (28/11/2024).

Megawati mengatakan demikian sebab dia menduga telah terjadi kecurangan secara masif di sejumlah wilayah Pilkada 2024. 

Kecurangan itu, tuding Megawati, melalui pengerahan aparat dan sumber daya negara tetap berlangsung meski Mahkamah Konstitusi telah mengeluarkan putusan yang memastikan sanksi pidana dan denda kepada anggota TNI/Polri dan pejabat yang tak netral dalam Pilkada 2024.

Pun dia menilai, pengerahan tersebut tetap terjadi karena kekuasaan tengah membungkam sejumlah pihak agar tak mengungkap seluruh kecurangan tersebut. 

Tindakan pemerintah dituding telah melanggar moral dan hati nurani.

Maka dari itu, Megawati meminta seluruh kader dan simpatisan PDIP merapatkan barisan untuk mengungkap seluruh kecurangan tersebut.

"Jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran. PDI Perjuangan tidak akan pernah lelah berjuang bagi keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan," ungkapnya.

PDIP, kata Megawati, siap melakukan perlawanan yang terukur melalui jalur hukum. Sehingga, dia meminta seluruh kader dan relawan menjaga penghitungan suara hingga rekapitulasi resmi di KPU.

"Kedua, kumpulkan setiap bukti intimidasi Aparatur Negara terutama juga money politics; ketidaknetralan pejabat kepala daerah; dan juga tekanan yang diberikan kepada kepala desa," jelas dia.

"Ketiga, kumpulkan berbagai bukti yang menunjukkan mobilisasi Bansos yang dilakukan secara masif dan praktik-praktik sekali lagi money politics yang terjadi."

Selain itu, keempat, Megawati meminta kadernya mengumpulkan berbagai fakta penghadangan yang dilakukan aparat kepada jagoan PDIP. 

Salah satunya Pilkada Banten yang membuat Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi tiba-tiba tumbang usai diprediksi sejumlah lembaga survei akan menang.

"Kelima, terus galang kekuatan rakyat agar berani menyuarakan kebenaran," kata Megawati.

Pernyataan Lengkap Megawati

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh,Salam damai sejahtera untuk kita semua, syaloomOm swasti astu,Namo budaya,Salam kebajikan,Rahayu.

Marilah terlebih dahulu kita pekikkan salam nasional kita: Salam Pancasila!!! Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!

Saudara-saudara, seluruh rakyat indonesia yang saya cintai dan banggakan,

Pada hari ini seluruh rakyat indonesia telah berpartisipasi memberikan suaranya pada pilkada.

Pilkada cermin peradaban bangsa. Dalam pilkada ini, saya selalu menyerukan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan, vox populi vox dei. Ungkapan bijak ini menegaskan, betapa berbahayanya sekiranya pemilu hanya dijadikan alat kekuasaan. Saudara-saudara sekalian,Indonesia merdeka mengandung semangat pembebasan dari berbagai bentuk penjajahan.

Dengan merdeka, rakyat Indonesia memiliki kedaulatan untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya secara bebas sesuai hati nuraninya.

Amanat inilah yang saya jalankan pada saat Pilpres 2004 yang dikenal sebagai pemilu yang paling demokratis tanpa campur tangan kekuasaan.

Pada tahun 2004, selaku Presiden Republik Indonesia, saya menyelenggarakan pemilu secara langsung yang pertama. Dalam pemilu itu rakyat sungguh berdaulat, lalu mengapa kedaulatan rakyat itu kini dimanipulasi hanya karena kekuasaan?

Saya sangat khawatir bahwa hal ini akan terus berjalan di kemudian hari. Oleh karena itu saya bertanya, dimanakah sebenarnya hak dan keadilan dan kedaulatan seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai.

Saudara-saudara sekalian, Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara.

Hal ini nampak di beberapa wilayah yang saya amati terus menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya.

Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral.

Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan.

Saudara-saudara sekalian,Saya mengenal baik Jawa Tengah dengan baik. Saya terpilih sebagai anggota DPR RI tiga kali. Jawa Tengah bukan hanya “kandang banteng”, namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme. Saya melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan.

Namun dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman. Apa yang terjadi saat ini sudah diluar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani.

Karena itulah kepada seluruh simpatisan, anggota dan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan serta seluruh rakyat Indonesia, saya serukan terus menerus: “Jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran”.

PDI Perjuangan tidak akan pernah lelah berjuang bagi keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan.

Ingat, bahwa pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hari nurani harus jelas tergambarkan.

Saudara-saudara sekalian,Terus jaga semangat perjuangan. Kita tidak pernah menyerah. Kita terus melakukan perlawanan secara terukur dalam koridor hukum, meskipun kita tahu, sekarang ini hukum semakin dibuat jauh dari keadilan.

Berkaitan dengan hal tersebut, pertama, jaga dan amankan setiap suara rakyat dengan sebaik-baiknya.

Kedua, kumpulkan setiap bukti intimidasi aparatur negara, terutama juga money politics. Ketidak-netralan penjabat kepala daerah, dan juga tekanan yang diberikan kepada kepala desa.

Ketiga, kumpulkan berbagai bukti yang menunjukkan mobilisasi bansos yang dilakukan secara masif dan praktik-praktik, sekali lagi money politics yang terjadi.

Keempat, kumpulkan berbagai fakta penghadangan, seperti yang terjadi di daerah Banten yang menyebabkan ketidakadilan.

Kelima, terus galang kekuatan rakyat agar berani menyuarakan kebenaran.

Wassalamualaikum warah matulahi wabarakatuh,

Om santi-santi-santi om. Rahayu

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Topik:

Megawati Demokrasi PDIP Pilkada