Generasi Hafiz Qur'an, Benteng Terakhir di Era Disinformasi, Ini Pesan Ma'ruf Amin

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 1 Juli 2025 22:27 WIB
Wisuda Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Al-Qur’an dan Sains Nurani Jakarta menjadi panggung penting bagi pesan mantan Wakil Presiden RI, KH. Ma'ruf Amin. Lebih dari sekadar perayaan kelulusan, acara ini menyoroti urgensi mencetak generasi muda penghafal Al-Qur'an yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan era disinformasi.
Wisuda Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Al-Qur’an dan Sains Nurani Jakarta menjadi panggung penting bagi pesan mantan Wakil Presiden RI, KH. Ma'ruf Amin. Lebih dari sekadar perayaan kelulusan, acara ini menyoroti urgensi mencetak generasi muda penghafal Al-Qur'an yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan era disinformasi.

Bekasi, MI - Wisuda Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Al-Qur’an dan Sains Nurani Jakarta menjadi panggung penting bagi pesan mantan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin. Lebih dari sekadar perayaan kelulusan, acara ini menyoroti urgensi mencetak generasi muda penghafal Al-Qur'an yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan era disinformasi.
 
Dalam orasi ilmiahnya, Ma'ruf Amin menekankan peran krusial ulama dalam membimbing masyarakat. Dia memperingatkan bahaya kehilangan panduan ulama, yang dapat menyebabkan masyarakat tersesat dan memilih pemimpin yang tidak kompeten. Penghafal Al-Qur'an, menurut beliau, harus menjadi benteng pertahanan melawan pengaruh negatif dan menjaga nilai-nilai kebaikan.  

Keberhasilan santri Pondok Pesantren Nurani, termasuk prestasi internasional salah satu santrinya di Fes, Maroko, menjadi bukti nyata efektivitas metode pembelajaran yang diterapkan.
 
Ma'ruf Amin juga menyinggung kisah inspiratif tentang seorang pejabat yang minim pemahaman Al-Qur'an, sebagai pengingat akan pentingnya pemahaman mendalam terhadap kitab suci. 

Pun dia juga menekankan peran orang tua dalam memastikan pendidikan agama yang baik bagi anak-anak mereka. Ma'ruf Amin menyoroti tantangan disinformasi dan pengaruh negatif yang merajalela di era digital, yang beliau sebut "setan gepeng."  

Kemampuan membedakan antara yang hak dan batil menjadi sangat krusial.  Beliau mendorong para santri untuk terus menuntut ilmu, berkolaborasi dengan guru dan teman sebaya, dan membentuk karakter berakhlak mulia.
 
Pengasuh Pondok Pesantren Nurani, Ilyas Marwal, menambahkan bahwa para penghafal Al-Qur'an adalah generasi istimewa yang mewarisi sifat kenabian dan memiliki tanggung jawab besar. 

Dia juga membahas pentingnya transformasi pesantren di era digital,  menekankan perlunya integrasi tradisi dan inovasi untuk mempersiapkan santri menghadapi dunia yang terus berubah.
 
Kehadiran tokoh penting seperti Nyai Siti Haniatunnisa, Rektor Universitas Syeikh Nawawi Banten, serta ulama dari Maroko dan Demak, menunjukkan komitmen kuat pada kolaborasi dan silaturahmi antar ulama.

Wisuda ini bukan hanya perayaan, tetapi juga deklarasi komitmen Pondok Pesantren Nurani dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berintegritas, berilmu, dan tangguh menghadapi tantangan global.

Topik:

Ma'ruf Amin Pesantren Nurani