Tahukah Anda Penyakit Alzheimer? Berikut Penjelasannya

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 11 Oktober 2022 17:00 WIB
Jakarta, MI - Penyakit Alzheimer merupakan bentuk progresif dari demensia yang mengganggu fungsi mental seseorang, seperti memori dan perilaku. Demensia merupakan istilah yang mencakup sekumpulan kondisi akibat cedera otak atau penyakit yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan tingkah laku. Faktor Risiko Alzheimer Beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang alami Alzheimer antara lain: Usia lebih dari 60 tahun. Riwayat keluarga dan genetik. Sindrom Down. Perempuan. Gangguan kognitif ringan. Riwayat trauma kepala. Gaya hidup dan kesehatan jantung. Obesitas. Merokok. Dyslipidemia.T Diabetes mellitus tipe 2. Tingkat edukasi rendah. Penyebab Alzheimer Perubahan mikroskopik di otak dimulai jauh sebelum tanda-tanda pertama kehilangan ingatan. Otak memiliki 100 miliar sel saraf (neuron). Setiap sel saraf terhubung dengan banyak sel lain untuk membentuk jaringan komunikasi. Kelompok sel saraf memiliki pekerjaan khusus. Beberapa terlibat dalam berpikir, belajar, dan mengingat. Sementara itu, sebagian yang lain membantu kita melihat dan mendengar. Untuk melakukan pekerjaan mereka, sel-sel otak beroperasi seperti pabrik-pabrik kecil. Mereka menerima persediaan, menghasilkan energi, membangun peralatan, dan membuang limbah. Sel juga memproses dan menyimpan informasi dan berkomunikasi dengan sel lain. Menjaga semuanya berjalan membutuhkan koordinasi serta sejumlah besar bahan bakar dan oksigen. Para ahli meyakini bahwa penyakit Alzheimer mengganggu bagian dari pabrik sel, sehingga tidak berjalan dengan baik. Ilmuwan ini tidak yakin bagaimana masalah ini berawal, tapi seperti pabrik nyata, backup, dan gangguan dalam satu sistem menyebabkan masalah di area lain. Ketika kerusakan menyebar, sel-sel kehilangan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan akhirnya mati, menyebabkan perubahan pada otak yang tidak dapat diubah. Gejala Alzheimer Alzheimer merupakan penyakit progresif yang ditandai dengan gejala-gejala demensia dan akan memburuk seiring berjalannya waktu, biasanya dalam hitungan tahun. Pada stadium awal, pengidap akan mengalami turunnya daya ingat yang ringan, sehingga sering kali tidak disadari baik oleh pengidap maupun orang-orang terdekat. Pada stadium lanjut, gejala akan semakin parah sampai pada tahap pengidap tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain dan merespons terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti sel-sel lain pada tubuh manusia, sel-sel otak akan mengalami perubahan sepanjang hidup. Penurunan kemampuan berpikir dan mengingat sesuatu yang terjadi terkadang merupakan proses penuaan yang normal. Namun, penurunan daya ingat yang berat disertai dengan kebingungan dan perubahan besar lainnya dalam cara pikir seseorang dapat merupakan tanda-tanda adanya kerusakan sel-sel otak. Gejala awal yang mungkin disadari oleh pengidap adalah turunnya kemampuan untuk mengingat atau mempelajari hal baru. Kondisi ini diduga berkaitan dengan perkembangan penyakit Alzheimer yang pada tahap awal terjadi di daerah otak yang bertanggungjawab dalam proses pembelajaran. Seiring dengan menyebarnya Alzheimer ke area otak yang lebih luas, gejala yang lebih berat kemudian mulai muncul, seperti disorientasi, perubahan suasana hati dan perilaku, kebingungan tentang kejadian-kejadian yang baru-baru terjadi, juga kebingungan dalam persepsi waktu dan tempat. Gejala berat lainnya dapat berupa kecurigaan tidak berdasar terhadap anggota keluarga, teman dan perawat. Pada stadium yang lebih lanjut, gejala bisa berkembang menjadi sangat berat, sampai pada tahap pengidap mengalami kehilangan memori yang serius, perubahan perilaku yang ekstrem, kesulitan berbicara, menelan, dan berjalan. Gejala-gejala ekstrem lainnya adalah insomnia, halusinasi, gangguan persepsi, apati, depresi, perilaku agresif, serta kecemasan berlebih. Orang dengan kehilangan memori atau mengalami tanda-tanda lain yang mungkin merupakan gejala dari Alzheimer mungkin merasa sulit untuk mengenali mereka memiliki masalah. Tanda-tanda demensia terlihat lebih jelas bagi anggota keluarga atau teman. Siapapun yang mengalami gejala mirip demensia harus mengunjungi dokter sesegera mungkin. Memori Penderita Alzheimer memiliki ingatan yang buruk. Hal ini dapat memengaruhi kualitas penderitanya di kehidupan sehari-hari. Penderita Alzheimer mungkin: Memulai pertanyaan dan pernyataan secara berulang-ulang Melupakan percakapan atau janji temu Sering salah menaruh barang, menempatkannya di lokasi yang kurang logis Tersesat di tempat yang sudah dikenal Lupa nama anggota keluarga dan benda sehari-hari Mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk mengidentifikasi objek, mengungkapkan pikiran, atau berpartisipasi dalam percakapan Pola pikir dan nalar Penyakit Alzheimer menyebabkan penderitanya sulit berkonsentrasi dan berpikir, khususnya terhadap konsep abstrak seperti angka. Penderita Alzheimer akan kesulitan melakukan: Mengerjakan beberapa hal sekaligus (multitasking) Mengelola keuangan Membayar tagihan tepat waktu Penderita Alzheimer juga memiliki kemungkinan tidak dapat mengenali dan menangani angka. Membuat penilaian dan keputusan Alzheimer dapat menyebabkan penurunan kemampuan membuat keputusan dan penilaian yang masuk akal dalam situasi sehari-hari, seperti: Mengenakan pakaian yang kurang sesuai Sulit merespons masalah sehari-hari Mengambil keputusan dalam interaksi sosial Merencanakan atau mengerjakan rutinitas Rutinitas yang membutuhkan langkah-langkah seperti memasak atau memainkan permainan kesukaan akan menjadi sebuah kesulitan bagi penderita Alzheimer. Orang yang menderita Alzheimer juga mungkin lupa melakukan tugas-tugas dasar seperti berpakaian dan mandi. Beberapa gejala lain yang dapat timbul setelah kondisi semakin parah, yaitu: Kesulitan bepergian dan merawat diri tanpa bantuan Perubahan kepribdian, menjadi lebih agresif, menuntut, dan curiga terhadap orang lain Halusinasi dan delusi Suasana hati atau kecemasan yang rendah Pencegahan Penyakit Alzheimer Tidak ada cara yang terbukti untuk mencegah penyakit Alzheimer. Riset tentang strategi pencegahan sedang berlangsung. Bukti terkuat sejauh ini menunjukkan bahwa risiko penyakit Alzheimer dapat diturunkan dengan mengurangi risiko penyakit jantung. Banyak faktor yang sama yang mampu tingkatkan risiko penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Faktor-faktor penting yang mungkin terlibat termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Diet Mediterania, yaitu cara makan yang menekankan produk segar, minyak sehat, dan makanan rendah lemak jenuh, sehigga dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan stroke. Pola makan ini juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer. Tetap aktif secara fisik, mental, dan sosial juga mampu membuat hidup lebih menyenangkan dan juga dapat membantu mengurangi risiko Alzheimer.
Berita Terkait