Anak-anak yang Merokok Lebih Rentan Alami Keparahan Penyakit Pernapasan

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 1 Juni 2024 15:31 WIB
ILustrasi - Sejumlah anak bermain di kawasan tanpa rokok Taman Tongkeng, Bandung, Jawa Barat. (Foto: Antara)
ILustrasi - Sejumlah anak bermain di kawasan tanpa rokok Taman Tongkeng, Bandung, Jawa Barat. (Foto: Antara)

Tangerang, MI - Dinas Kesehatan Kota Tangerang Banten menyebutkan anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan hingga kerusakan organ-organ tubuh yang sedang berkembang.

"Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, termasuk nikotin, tar dan karbon monoksida. Paparan zat-zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh yang sedang berkembang,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang, dr. Hermayani di Tangerang Sabtu (1/6/2024).

Oleh karena itu setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penggunaan tembakau, rokok, khususnya di kalangan anak dan remaja.

Hari Tanpa Tembakau juga mengingatkan akan pentingnya menjaga generasi muda dari bahaya tembakau, bahaya merokok.

“Dampak buruk tembakau bagi kesehatan fisik, perkembangan mental, dan risiko penyakit serius membuat pencegahan merokok menjadi prioritas utama,” ucapnya.

Ia menambahkan tembakau mengandung banyak bahan kimia berbahaya yang bisa merusak semua sistem tubuh.

Asap tembakau mengandung bahan kimia beracun seperti timbal, arsenik dan karbon monoksida yang dapat merusak organ dalam tubuh manusia.

Merokok selama masa anak-anak dan remaja menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius.

Anak-anak yang merokok lebih rentan mengalami peningkatan jumlah dan keparahan penyakit pernapasan, penurunan kebugaran fisik, serta potensi masalah pada pertumbuhan dan fungsi paru-paru.

“Selain itu, nikotin dalam rokok dapat menyebabkan kecanduan dalam hitungan hari setelah penggunaan pertama. Nikotin sama adiktifnya dengan kokain atau heroin, sehingga sangat sulit untuk berhenti setelah kecanduan,” ujarnya. (AM)

Berita Terkait