Rasulullah Makan Kurma dengan Jumlah Ganjil, Ternyata Ini Manfaatnya

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 26 Maret 2024 07:00 WIB
Ilustrasi [Foto: iStock]
Ilustrasi [Foto: iStock]

Jakarta, MI - Kurma merupakan buah yang banyak dicari masyarakat Indonesia, saat bulan Ramadan. Selain karena memiliki banyak manfaat kesehatan, kurma memiliki posisi istimewa dalam Islam.

Buah ini sering disebutkan di dalam Alquran dan juga disebut, sebagai kudapan yang dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, untuk berbuka puasa.

Adapun satu kebiasaan Rasulullah adalah, berbuka dengan kurma dengan jumlah yang ganjil. Hal ini bahkan sampai dijadikan sebagai sunnah.

Dalam beberapa kesempatan, Rasulullah makan tiga butir kurma saat berbuka puasa, dan ketika hendak berangkat salat Idul Fitri. Selain tiga butir, Rasulullah SAW juga menganjurkan makan kurma dalam jumlah ganjil lainnya, seperti satu, tiga, lima, tujuh, atau sembilan.

Hadis riwayat Bukhari menerangkan, bahwa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari dapat menghindarkan seseorang, dari racun maupun sihir sepanjang hari.

Meskipun dianjurkan makan dalam jumlah ganjil, bukan berarti Rasulullah melarang makan kurma dalam jumlah genap. Sejumlah penelitian mengungkapkan, makan kurma dalam jumlah ganjil atau genap ternyata memberi efek yang berbeda bagi tubuh.

Beberapa penelitian medis mengungkapkan bahwa mengonsumsi buah kurma dalam jumlah genap, seperti dua, empat, enam, dan seterusnya akan menghasilkan gula dalam darah dan potassium tanpa memberi banyak energi. Berbeda halnya ketika dimakan dalam jumlah ganjil.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Musthafa Mohamed Essa, Ph.D. menunjukkan bahwa kurma melindungi otak dari stres oksidatif dan peradangan.

"Buah kurma adalah sumber serat makanan yang baik dan kaya fenolat total dan antioksidan alami, seperti anthocyanin, asam ferulat, asam protocatechuic, dan asam caffeic. Keberadaan senyawa polifenol ini dapat membantu dalam pengobatan penyakit Alzheimer," jelasnya.

Selain itu, sebuah penelitian oleh Rock W. menyimpulkan bahwa kurma memiliki efek menguntungkan pada asam lemak jenuh dan stres oksidatif. Hal ini sering dikaitkan dengan masalah jantung dan berpotensi untuk mencegah atherogenesis yang mengarah ke penyakit kardiovaskular.

"Kurma kaya berbagai phytochemical yang juga membantu mencegah penyakit jantung. Selanjutnya, kurma juga merupakan sumber potasium yang kaya. Terbukti kurma dapat mengurangi risiko stroke dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung," ujarnya.

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil membuat tubuh bisa mengubahnya menjadi karbohidrat. Dengan demikian, energi dalam tubuh pun akan meningkat dan memulihkan stamina.