Gubernur Anies Lebih Prioristaskan Formula E Dibanding  Mempercepat Vaksinasi Guru, Ada Apa?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 6 April 2021 14:32 WIB
Monitorindonesia.com - Pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka sangat tergantung pada vaksinasi yang mencapai target. Kesulitan orang tua untuk mengadakan perangkat gadget, khususnya di sektor informal dan kalangan bawah, ditambah harus membayar pulsa untuk belajar daring merupakan kesulitan yang hanya bisa dirasakan mereka yang pernah ada di kalangan tersebut. "Selain itu kualitas belajar daring lebih rendah dibandingkan belajar tatap muka. Belum lagi kerusakan sosial karena anak menjadi terisolasi dan tidak bersosialiasi," ujar Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak, Selasa (6/4/2021). Belum lagi, kata Gilbert, ada lagi anak yang jadi korban orangtua yang tidak kuat mendidik saat pandemic belajar daring. Kondisi ini harusnya lebih cepat diatasi dengan mengalokasikan dana APBD DKI Jakarta untuk mempercepat pencapaian target vaksinasi di DKI, khususnya kepada usia sekolah yang belum menjadi target vaksinasi sesuai jadwal yang ada. Menurut Wagub DKI, uang Bank Garansi Formula E telah dikembalikan ke Pemprov. Walaupun tidak pernah jelas disebutkan dalam rapat dengan DPRD mau pun dalam APBD 2020 dan 2021. "Uang sejumlah Rp 423 miliar itu tersebut dapat dibelikan vaksin agar mahasiswa dan siswa dapat belajar tatap muka lebih awal," kata Gilbert. Menurut Gilbert, biaya pelaksanaan Formula E tahun 2022 juga diperkirakan menelan Rp 800 Miliar tanpa keuntungan yang jelas. Gilbert menegaskan, biaya tersebut lebih baik untuk mendukung ketertinggalan pembelajaran selama setahun dengan program ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu lulusan yang setahun tertinggal. "Pemprov DKI lebih baik mengutamakan rakyat daripada mengutamakan gengsi perhelatan Formula E," tandas Gilbert.[ben]

Topik:

vaksinasi Batalkan Formula E Percepat PTM di Jakarta