Pelaku Penembakan di Exit Tol Bintaro Ternyata Berteman dengan Pria yang Dibuntuti

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 2 Desember 2021 09:44 WIB
Monitorindonesia.com- Pelaku penembakan di exit tol Jorr Bintaro, Ipda OS ternyata memiliki hubungan baik alias berteman dengan dengan Pria berinisial O yang diketahui dibuntuti oleh korban (PP) dan kawan-kawan. Pria yang berinisial O itu mengaku kepada Ipda OS bahwa ia sedang diikuti oleh sejumlah mobil dari sebuah hotel di kawasan industri Sentul, Jalan Alternatif Sentul, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Atas alasan tersebut, ia menghubungi Ipda OS dalam situasi yang mendesak. "Jadi ada hubungan pertemanan. Makanya dia menelpon (Ipda OS)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan kepada wartawan, Rabu (1/12/2021). Zulpan menjelaskan, saat itu Ipda OS menyarankan agar O menepi di kantor Patroli Jalan Raya (PJR) IV Jaya, Pesanggrahan, Jaksel untuk mendapatkan perlindungan. Ipda OS kemudian menghampiri O, tetapi sempat terjadi keributan yang beujung pada penembakan dengan dua korban berinisial PP dan MA. Saat ini Bidang Propam Polda Metro Jaya bersama Divisi Propam Mabes Polri masih mendalami dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Ipda OS terkait penembakan tersebut. Dari penyelidikan Propam, kata Zulpan, akan diketahui apakah Ipda OS melanggar dalam mengamankan pelapor. “Kami akan terapkan hukum adil bagi semua pihak. Artinya pihak korban dan pelaku kami akan terapkan hukum yang berlaku. Jadi Polda Metro Jaya akan tindak kasus secara transparan. Tak ada yang ditutupi dan profesional," kata Zulpan. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum mengetahui motif dua korban inisial PP dan MA mengikuti pelapor O. Hal ini lantaran salah seorang korban, MA masih dirawat intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Dari informasi yang dihimpun redaksi, latar belakang penembakan ini bermula dari perselingkuhan pria O dengan perempuan bersuami yang kabarnya baru 1 bulan menikah. Saat itu, O dibuntuti oleh MA dan PP usai check in di sebuah hotel yang berlokasi di kawasan industri Sentul, Jalan Alternatif Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Pengakuan istri korban PP yang tewas tertembak. Listi mengaku mendapatkan cerita langsung dari Charles, pria yang menyopiri suaminya Poltak Pasaribu saat kejadian, juga dari M Aruan, korban lainnya yang terkena tembakan dan masih dirawat di rumah sakit. #Penembakan Dari cerita yang diterima Listi, suaminya Poltak Pasaribu dan kawan-kawan saat itu sedang membuntuti seseorang terkait kasus pejabat yang disebut membawa istri orang. Pejabat yang dimaksud ini disebut-sebut merupakan pejabat di DKI Jakarta, namun bukan dari eksekutif. Saat Poltak Pasaribu dan kawan-kawan membuntuti di jalan menggunakan mobil, polisi yang disebut pihak Polda Metro Jaya sebagai Ipda OS itu menyuruh mereka menepi di pinggir jalan tol. Setelah menepi, tidak disangka-sangka, Ipda OS ini langsung melepas tembakan. "Agak minggir-lah orang ini di depan. Turunlah satu si pelaku ini. Orang itu nggak tahu itu polisi kan. Langsung ditembak dari belakang. Datang sopir yang depan dikiranya pelurunya ini (ditembakkan-red) ke atas. Setelah itu bapaknya (Poltak Pasaribu) bilang, 'Aduh, saya ditembak, saya kena'. Kelihatan kan di belakang mobil itu bekas pelurunya," papar Listi. Poltak Pasaribu bersama tiga orang lainnya, kata Listi, dalam mobil LCGC warna hitam yang ditumpangi tersebut. Mobil disopiri Charles, sementara Poltak Pasaribu dan M Aruan duduk di bagian belakang sopir. Saat ditanya siapa satu orang lagi dalam mobil tersebut, Listi mengaku tidak tahu. Listi juga menunjukkan sejumlah foto mobil yang ditumpangi Poltak Pasaribu dkk. Foto itu mereka ambil diam-diam saat mobil itu masih terparkir di RS Pelni, Jakarta Barat, Jumat (26/11) malam. Poltak Pasaribu dkk saat itu dibawa ke rumah sakit tersebut tidak lama setelah peristiwa penembakan terjadi. Saat itu, menurut Listi, ada banyak polisi di lokasi. Dalam foto-foto yang ditunjukkan Listi, memang tampak ada satu lubang bekas tembakan di bagian kiri belakang mobil warna hitam tersebut. Menurut Listi, peluru itulah yang tembus langsung mengenai suaminya. "Belum sempat orang itu (Poltak Pasaribu dkk) bertanya ini siapa. Tadinya kan (semestinya) komunikasi dululah. Ini langsung ditembak katanya. Turun si pelaku langsung ditembakkan," ujarnya. "Cuma di TV kenapa dibilang seakan-akan polisi membela diri karena ada perlawanan. Nggak ada," sambungnya. Listi menambahkan, dirinya sejak awal heran mengapa pihak Polda Metro Jaya lama mengungkap ke publik siapa pelaku penembakan ini. Padahal polisi sejak awal bisa memeriksa CCTV dan sudah mendapat keterangan dari saksi hidup dan saksi korban. "Aku bingungnya kenapa lama diusut. Dari situ saya memang sudah tanda tanya, itu kan katanya karena nggak ada pengaduan keluarga, kata pihak polisi. Padahal kan setelah polisi datang ke rumah sakit sudah tahu dong TKP di mana, udah diwawancarai sopir, udah dibawa korban dua. Kenapa dilama-lamain," ucapnya. "Kan bisa saja langsung buka CCTV. Ini kan didiamin. Dari situ kita udah tanda tanya memang," sambungnya. Maka dari itu, Listi berharap keadilan ditegakkan. Dia meminta kasus ini diusut tuntas, termasuk motif pelaku sampai tega menembak mati suaminya. "Harus diusut sampai tuntas apa penyebab dan motifnya pelaku menembak suami saya sampai tewas," harapnya. (Wawan) #Penembakan