Resah Gegara Begal, Warga Tangsel Pertanyakan Semboyan Presisi Polri

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 1 Mei 2022 22:27 WIB
Jakarta, MI - Warga di Tangerang Selatan resah gegara kelakuan begal yang telah menguras dan merampas seluruh harta milik korban bernama Lidya Octaviani, usia 26 tahun. Pengalaman pahit yang dialami Lidya terjadi pada hari Sabtu, 30/4, sekitar pukul 13.00- 13.15 WIB, di Gang Ampel, Dekat Persawahan, Kecamatan Legok, wilayah hukum Polres Kota Tangerang Selatan. “Saya diancam pelaku begal dengan mengancamkan golok ke leher saya supaya menyerahkan semua barang milik saya berupa tas yang berisi barang berharga berupa uang tunai, handphone dan seluruh kartu identitas, KTP, kartu BPJS, beberapa Kartu ATM,” ujar Lidya dalam keterangannya dikutip pada Minggu (1/5) Menurut Lidya, tak ada barang miliknya yang tersisa selain baju yang dipakainya. Korban yang berkunjung ke saudaranya di Legok menuturkan kronologisnya, pada saat dirinya melintas di jalan sepi di daerah Gang Ampel, Kecamatan Legok, sekitar Pkl. 13.00- 13.15 WIB, tiba-tiba korban dihampiri seorang laki-laki mengendarai sepeda motor Supra Rakitan tanpa di lengkapi Nomor Polisi. Secara seketika pelaku mengancam dan menodongkan golok kepada korban supaya menyerahkan seluruh barang berharga milik korban, yaitu: Dompet berisi uang tunai Rp. 5.000.000,- (lima juta) rupiah, KTP milik korban, NPWP, Kartu BPJS, dan enam Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) terdiri dari ATM BCA, BNI, Bank DKI, Bank NOBU, CIMB Niaga, dan Kartu ATM Bank Mega milik korban, serta Kartu Flash. Selain itu, Korban menceritakan dengan terpaksa harus merelakan kehilangan 2 (dua) buah handphone merek Samsung A71 Warna Prisma Blue, Samsung Galaxy Grand Prime Warna Putih yang ada didalam tas yang berisikan baju warna merah maron dan buku milik korban. Korban berusaha untuk mempertahankan tas dan benda-benda milik korban dengan melakukan perlawanan terhadap pelaku, namun karena ancaman dari pelaku akan membunuh mengakibatkan tangan korban luka sabetan dari golok pelaku. Ditambahkan Lidya, Pelaku saat melancarkan aksinya menggunakan sepeda motor yang tidak pake nomor Polisi, pelaku memakai kaos dan celana pendek tanpa helm. Akibat kejadian itu, Lidya kini sangat ketakutan dan traumatic akibat ancaman golok yang diancamkan ke lehernya. “Saya sangat ketakutan dan traumatic membayangkan golok yang mau menghunus leher saya, walau saya berusaha untuk melawan dan menghindar, namun saya tak mampu ketika pelaku mengancamkan golok ke leher saya”, kisah Lidya penuh dengan rasa takut dan terbata-bata. Setelah kejadian itu, Lidya segera melapor ke Polsek Legok untuk membuat Laporan Polisi dan Surat Keterangan Hilang guna keperluan pengurusan seluruh dokuem yang telah raib digorok begal itu. Namun, ujar Lidya, dirinya kecewa karena Laporannya tidak diterima karena alasan pelayanan yang tidak jelas. “Laporan saya tidak diterima karena hanya satu orang yang ada di Polsek Legok bernama Arif yang tidak bersedia membuat Laporan Polisi atas kejadian itu”, kisah Lidya yang merupakan kader Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia (PPGI) itu. Lidya menambahkan, dirinya kecewa dengan Semboyan PRESISI yang selama ini digelokarakan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. “Hanya isapan jempol semua yang dikumandangkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit dengan semboyan PRESISI," ujar Lidya yang merupakan tenaga pendidik itu. Lebih lanjut Lidya berharap kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit supaya memerintahkan personelnya untuk mengejar dan menangkap pelaku begal itu. (La Aswan)

Topik:

Begal