Miris! Oknum Guru SMAN 52 Jakarta Tolak Siswa Beragama Kristen jadi Ketua OSIS

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 17 Oktober 2022 23:30 WIB
Jakarta, MI - Bibit-bibit intoleransi yang diduga ditanamkan oleh eks gubernur Anies Baswedan terus memuncak di DKI Jakarta . Sekolah yang harusnya menanamkan nilai-nilai tolerasi terus terjadi. Kali ini oknum guru intoleran ditemukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 52 Jakarta. Oknum guru di SMAN 52 yang seharusnya mengajarkan nasionalisme bagi murid-muridnya kini berubah mengajarkan intolerasi. Kasus ini bermula Pada 10 Agustus 2022, Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta memanggil Dinas Pendidikan DKI Jakarta terkait kasus pemaksaan Busana Muslim di salah satu sekolah Negeri Jakarta. Setelah kasus ini mencuat, ternyata ditemukan banyak kasus serupa dengan masalah yang sama terjadipemaksaan dan intoleransi di lingkungan Sekolah Negeri Jakarta. Terkait dengan hal ini, Kepala Dinas Pendidikan berjanji berjanji akan menindak tegas masalah ini dan berjanji kasus serupa tidak akan terjadi di kemudian hari. Namun, pada 12-15 September 2022, panitia pemilihan Ketua OSIS membuka pendaftaran untuk calon pengurus OSIS periode 2022/2033 melalui mekanisme google form. Namun dalam perjalanannya dari rekaman percakapan yang diperoleh Monitor Indonesia Senin (17/10) malam, oknum guru di SMAN 52 Jakarta terus berupaya keras agar siswa yang beragama Kristen jangan sampai terpilih jadi pengurus OSIS di sekolah itu. Atas kondisi itu, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ima Mahdyah langsung menyampaikan kekesalannya atas perlakuan intoleransi oknum guru tersebut. "Saya sudah mendapatkan laporan bahwa beberapa oknum guru melakukan intoleran terhadap murid salah satu calon ketua OSIS," ucap Ima Mahdiah kepada Monitor Indonesia, Senin malam. Ima pun mendesak Disdik DI segera memecat oknum guru intoleran tersebut. Hal itu sangat berbahaya bagi generasi muda Indonesia. "Saya minta Kepala Disdik segra memecat oknum guru intoleran tersebut. Ini agar tidak terulang dan menjadi efek jera untuk yang lainnya," tandas Ima. Berikut Kronologis Aduan Dugaan Guru Intoleran dalam pemilihan OSIS SMAN 52 Jakarta 10 Agustus 2022 Diadakan Pemanggilan oleh Fraksi PDI Perjuangan kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta terkait kasus pemaksaan Busana Muslim di salah satu sekolah Negeri Jakarta. Setelah kasus ini mencuat, ternyata ditemukan banyak kasus serupa dengan masalah yang sama, terjadi pemaksaan dan intoleransi di lingkungan Sekolah Negeri Jakarta. Terkait dengan hal ini, Kepala Dinas Pendidikan berjanji berjanji akan menindak tegas masalah ini dan berjanji kasus serupa tidak akan terjadi dikemudian hari 12-15 September 2022 Panitia pemilihan Ketua OSIS membuka pendaftaran untuk calon pengurus OSIS periode 2022/2033 melalui mekanisme google form. 16 September 2022 Tes tertulis calon Ketua OSIS yang dilaksanakan di sekolah 17 September 2022 Wawancara dan Pos Kegiatan yang dilaksanakan di sekolah 18 September 2022 FGD (Focus Group Discussion) yang dilaksanakan melalui via ZOOM 21 September 2022 Seleksi susulan 23 September 2022 Pengumuman 40 besar yang lolos ke seleksi final 24 September 2022 Supervisor Project (presentasi kelompok) 26 September 2022 Jam 18.47 Ketua OSIS SMAN 52 menghubungi PI melalui pesan whatsapp dengan tujuan untuk bergabung dalam Google Meet jam 20.00 WIB. PI Menyanggupi ajakan tersebut. Setelah PI masuk dalam meeting tersebut, sudah ada beberapa murid yang bergabung (total 5 murid termasuk PI) dan Ketua OSIS SMAN 52. Awalnya PI menduga meeting ini membahas kepanitiaan suatu acara sekolah, yang mana PI juga merupakan panitia dari acara tersebut. Namun ternyata saat itu para Ketua OSIS mengumumkan bahwa 5 orang yang bergabung dalam meeting itu adalah kandidat calon Ketua OSIS. Dari 5 kandidat tersebut hanya PI yang beragama Kristen. Mengetahui hal tersebut, PI kaget dan senang karena memang awalnya PI tidak mendaftar sebagai Ketua di pendaftaran google form namun mendaftar sebagai bendahara OSIS. Di dalam meeting tersebut juga diberitahukan bahwa besok hari tanggal 27 September 2022 akan diadakan seleksi manajemen yaitu seleksi wawancara dengan beberapa guru yang berwenang. Untuk mempersiapkan hal tersebut, PI menyiapkan materi presentasi dan program-program yang akan dipaparkan kepada dewan guru tersebut. 27 September 2022 Wawancara dimulai setelah pulang sekolah karena pada saat itu bersamaan sedang dilaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) hari pertama hingga jam 12.00. Wawancara dimulai sekitar jam 13.00 WIB. Dari 5 kandidat tersebut, PI berada di urutan terakhir yang diwawancarai. Layout seleksi manajemen saat itu adalah 5 meja dan kursi berhadapan dengan 1 kursi yang diwawancarai. Tiba saatnya giliran PI, 5 Guru yang mewawancarai PI adalah dari kiri ke kanan adalah Pak Edi, Bu Nefri, Pak Firdaus, Pak Bimo dan Pak Arif. Pertanyaan wawancara dimulai dari Pak Edi yang bertanya mengenai alasan PI memilih jabatan bendahara dan apa yang motivasinya. Dilanjutkan dengan Pak Firdaus yang bertanya mengenai visi-misi serta program kerja saya. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan terakhir oleh Pak Arif. PI merasa wawancara yang dilakukannya berakhir cukup cepat dibanding 4 kandidat lain, mengingat dia berada di urutan terakhir yang diwawancarai sehingga tentu mengetahui durasi peserta yang diwawancara sebelumnya. Selama wawancara, PI merasa saya sudah melakukan yang terbaik dan juga senang karena mendapat respon yang positif dari para guru. 28 September 2022 Jam 20.34 diinformasikan untuk besok hari harus berkumpul di ruang OSIS saat istirahat pertama, di mana para Ketua OSIS akan mengumumkan 3 calon ketua yang lolos untuk di voting oleh masyarakat SMAN 52 Jakarta. Saat diumumkan ternyata PI tidak lolos menjadi 3 calon tersebut. Yang lolos 2 laki-laki dan 1 perempuan. Berikut Transkrip Rekaman Dugaan Guru Intoleran di SMAN 52 Jakarta 00:00 “Yang noni (Non-Islam) itu akan melobi teman-teman yang sekuat-kuatnya akan melobi, jangan sampe walaupun itu masih masih tanda tanya, tapi kalo sudah masuk sampe situ itu yang kita ga bisa tolak lagi karena sudah masuk jadi kandidat calon, udah ga bisa berubah apa-apa karena udah ranahnya umum” 03:08 “Dia melaporkan, dari 3 kandidat bakal calon ketua OSIS, itu salah satunya noni (non islam), kata saya jangan sampe masuk menjadi calon. Karena kalau sudah jadi, kita gak bisa kontrol. Karena suara pasti akan satu, dan akan melobi sekuat-kuatnya orang yang masih ngambang. Kalo kita sih khawatir sampai jadi aja (jadi ketua osis). Yang nonisnya siapa pak? “Axel, iya cowok. Iya dia bagus Kepsek sampe suka sama dia, penampilan bagus. Iya mengerahkan Rohkris. Program bawah tanah itu. Kita kecolongan, dah diatas angin deh.” 05:30 Kayaknya kita perlu tahu pak, kenapa mereka mencalonkan nama-nama itu? “Mereka pasti ada diskusi whatsapp, chattingan biasa, keaktifannya gitu kan. Sebelum jadi calon, pasti kita wawancarai. Ini khusus internal sini aja.” 06:23 Pergantian PI (Putri Intan) ke siapa nantinya, perlu tau. 06:54 Bapak A: Jadi kita di SMA 52 gitu ya, menjaga untuk yang seperti itu. Nah seperti itu aja, kami sih belum melihat bagaimana pergerakan mereka. 08:36 Untuk pemilihan MPK, ketuanya Rezki Natanael, wakilnya Rizki maulana “Kalo pemilihan MPK mah ga terlalu ini ya, ibaratnya bukan eksekutifnya ya, kalo OSIS eksekutifnya yang jalankan pemerintahan.” “Kalo MPK kekuatannya per kelas emang, tapi muslim semua kan?” iya dua-duanya. 10:26 Dia milih jadi bendahara, tapi tradisi biasanya tuh jadi bendahara nanti naik jadi Ketua OSIS 14:00-14:30 Bapak A: Sebagai pembina OSIS kita menjaga, memilih pemimpin walau hanya ketua osis, dikhawatirkan kalau sudah masuk, atau kepilih, kita tau lah bagaimana kalau “mereka” (noni) memimpin. Kita usahakan, muslim. 14:50-15:13 Berarti alasannya, karena agama? atau kompetensi pak? “kan bisa aja kan kompetensi ga jauh-jauh beda, tetap aja kan dalam memilih pemimpin, kita sebagai muslim hendaknya begitu” 16:58 kan kita ini pesta demokrasi pak? “lah justru pesta demokrasi, dari awal bisa saja kita setting, harus ada campur tangan kita juga, ga bisa sebebas-bebasnya juga” 19:51 “ya intinya bahwa kita karena mayoritas, tetep aja bahwa kita ingin dipimpin oleh mayoritas [Tim Redaksi MI]
Berita Terkait