Sikap Pj Gubernur DKI Jakarta Terlalu Reaktif

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 Desember 2022 12:03 WIB
Jakarta, MI - Keputusan Pj Gubernur DKI, Heru Budi Hartono yang menyikapi kabar badai besar di Jakarta dinilai terlalu reaktif dan gegabah. Sebagai kepala daerah di lingkungan strategis dan memilii dampak nasional sepatunya bisa berhati-hati dan jernih dalam mengambil pernyataan dan keputusan. “Kajian BRIN ini sebagai bukti ilmu pengetahuan menjelaskan fenomena yang mungkin terjadi. Namun tidak berarti Gubernur DKI Jakarta menjadi reaktif dan menebar ketakutan,” ujar peneliti kebijakan public IDP-LP, Riko Noviantoro kepada Monitor Indonesia, Rabu (28/12). Telaah yang dismapai BRIN merupakan prespektif pengetahuan yang harus diselaraskan dengan praktek kebijakan. Khususnya hal-hal yang berkaitan dengan kerja ekonomi dan kehidupan sosial. Melalui tindakan yang bersifat preventif dini. Misalkan saja, sambung Riko berdsarkan kajian itu Gubernur DKI bisa melakukan sidak dan pemeriksaan kesipana tim BPBD Jakarta, juga aparatur lainnya. Termasuk kesatuan kepolisian dan TNI diajak duduk bareng. Agar ada kesamaan pola tindak jika hal itu terjadi. “Bukan sebaliknya hnya menyanmpaiakn pernyataan mendadak yang menimbulkan kepanikan publik,” pungkas Riko. Dari kasus ini, dia menilai keterampilan komunikasi kebijakan Gubenrur DKI Jakarta masih perlu diperbaiki. Sekaligus kemampuan Gubernur DKI Jakarta memahami data dan informasi dari instansi lain juga perlu ditingkatkan.