SMK Sumbangsih Rayakan Maulid Nabi, Abdul Gofar: Nabi Muhammad Lahir sebagai Rahmat

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 6 Oktober 2023 12:27 WIB
Jakarta, MI - SMK Sumbangsih, Jakarta Selatan, memperingati Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad, pada Jumat (6/10) hari ini, meski pun hari raya keagamaan itu jatuh pada 28 September lalu. Dengan penuh kesadaran dan semangat, para siswa-siswi dari kelas X hingga kelas XII menghadiri acara Maulid Nabi yang sangat dihormati ini, seusai mereka mengikuti ujian tengah semester. Selain para siswa, acara ini juga dihadiri segenap para guru mapel umum maupun produktif. [caption id="attachment_570350" align="aligncenter" width="300"] Para siswa dan segenap civitas SMK Sumbangsih, Jakarta, dalam acara memperingati Maulid Nabi, Jumat (6/10/2023).[/caption] Sebelum dimulai, dibuka pengantar oleh guru ketua bagian kesiswaan, Randi Bimantara. Adapun untuk narasumber sebagai pemberi tausiah didatangkan dari luar sekolah, yaitu ustaz Abdul Gofar. Dalam poin penting tausiahnya adalah bahwa "Nabi itu lahir sebagai Rahmat, Nabi itu ibarat menjadi udara, yang dibutuhkan oleh semua orang". Tika, sebagai guru agama Islam mengatakan: "Pentingnya acara peringatan Maulid Nabi, karena yang utama adalah menjunjung tinggi dan menghormati hari kelahiran Nabi Muhammad, dan juga menjadi pembelajaran pendalaman keimanan para siswa, para siswa bisa meneladani sesembahan Nabi Muhammad, tentu saja juga untuk mempererat silaturahmi bersama." Farid selaku ketua OSIS, juga mengatakan hal yang serupa, bahwa event ini sangat berguna bagi semua siswa, dalam pelajaran agama Islam dan pendalaman keimanan. "Yang jelas kita sangat menghormati kelahiran Nabi Muhammad," ujar Farid.   Hakeem, seorang siswa kelas XI Animasi juga mengatakan: "Kegiatan keagamaan sangat penting bagi siswa, kalau bisa sesering mungkin, karena selama ini jarang diadakan." Karena negara kita adalah negara majemuk, pluralisme dan kebhinekaan, untuk siswa yang beragama kristen atau Katholik, juga diadakan pendalaman iman yang diampu oleh guru agama Kristen, Budi, secara terpisah ruangan. Putu, seorang siswi kelas XI Animasi, yang beragama Hindu berpendapat bahwa: "Peringatan hari-hari raya penting keagamaan (semua agama) perlu diperingati di sekolah-sekolah, hal ini juga untuk belajar menjalin toleransi beragama antar siswa." (Gatot Eko Cahyono/MI)