Kapolri Minta Personel Terjun ke Masyarakat Dengarkan Aspirasi Mereka

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Januari 2022 20:47 WIB
Bandarlampung, Monitorindonesia.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan pengarahan di Polda Lampung terkait situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (sitkamtibmas) serta penanganan Covid-19, hingga transformasi Polri yang Presisi. Kapolri menekankan, seluruh Personel Kepolisian harus mau turun ke lapangan, guna menyerap aspirasi, harapan masyarakat. Dengan mendengar langsung keinginan warga, bisa dijadikan bahan evaluasi atau acuan untuk mewujudkan Korps Bhayangkara yang semakin dipercaya serta dicintai. “Datang ke masyarakat dengarkan apa yang mereka inginkan. Bila perlu kumpulkan masyarakat tingkat Polsek, Polres, Polda. Sehingga tahu apa yang harus ditingkatkan. Akan muncul trust (kepercayaan) dari masyarakat,” kata Sigit dalam pengarahannya di Polda Lampung, Selasa (11/1/2022). Instruksi dan arahan yang diberikan, ia melanjutkan, bukan hanya harus dijalankan oleh Polda Lampung. Melainkan, seluruh polda dan personel di mana pun berada. Demi semakin meraih kepercayaan masyarakat, mantan Kapolda Banten itu menegaskan pelayanan publik harus ditingkatkan. Sigit tak ingin mendengar adanya pelayanan yang tidak sesuai harapan masyarakat. Kapolri menyebut, dalam semangat Polri yang Presisi, pelayanan terhadap masyarakat tidak boleh adanya perbedaan, dilakukan dengan cepat, ramah dan humanis. Dengan begitu, kata Sigit, Kepolisian akan mendapatkan doa dan apresiasi dari warga yang akan berdampak pada organisasi Polri secara keseluruhan. “Layani dengan cepat pengaduan, sehingga masyarakat mengetahui bahwa kita melakukan respons dengan apa yang mereka keluhkan. Cek dilapangan, apakah itu berjalan atau belum. Karena ini tidak mudah. artinya mudah diucapkan, namun sulit dilaksanakan,” ujar mantan Kabareskrim Polri itu. Semua upaya tersebut, menurut Kapolri Sigit, harus dikomandoi dengan sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan pengawasan sistem yang ketat untuk menghindari adanya penyimpangan dari oknum Kepolisian yang tidak menjalankan tugas sesuai dengan aturan. “Ini butuh suatu kepemimpinan, pengawasan dan sistem yang ketat. Kita tidak ingin anggota kita selama ini telah bekerja keras, kemudian ada masalah hanya gara-gara kita tak memberikan bimbingan. Sehingga salah jalan, terpengaruh lingkungan, salah, terus menjadi korban. Apalagi pelanggaran itu dilakukan bersama dan terorganisir,” ucap Sigit. Masih terkait dengan strategi untuk wujudkan Polri yang diharapkan dekat dan dicintai masyarakat, menurut Sigit, semangat menuju Polri yang Presisi dapat dilakukan dengan menciptakan budaya untuk memulai berbuat baik dari hal-hal yang kecil setiap harinya, baik di level terbawah hingga paling atas. “Profesionalisme apabila tak didukung etika yang benar, akan terjadi pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang dan ini dampaknya berbahaya bagi Polri. Lakukan perbaikan, apabila tak mampu, bersihkan dan evaluasi. Karena banyak anggota kita yang siap kerja dan tentu tidak rela kalau institusi kita dirusak oknum yang tak bisa memahami harapan organisasi dan masyarakat,” tutur Sigit. Sigit mengatakan, di era dewasa ini mau tidak mau, Polri harus melakukan pembenahan dan perubahan untuk menjadi lebih baik lagi. Sigit menyampaikan, budaya yang kurang baik selama ini segera dihapuskan dengan mengganti kebiasaan yang jauh lebih positif. “Kita berbenah, kenapa anggota melakukan pelanggaran, apakah terkait faktor individu yaitu pemahaman terhadap spiritualnya lemah, pengaruh negatif komunitas, tak mampu menyesuaikan kondisi yang ada dan gaya hidup yang tak sesuai dengan budaya organisasi Polri, atau dari faktor organisasi yaitu regulasi yang lemah, kurangnya wawasan literasi, kurang sarana dan prasarana. Kerena itu budaya yang harus diperbaiki, karena warisan lama mungkin sudah tak cocok, artinya bukan lagi anak buah layani pimpinan,” papar Sigit. Penanganan Covid Terkait penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19, Sigit memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran Kepolisian yang tidak kenal lelah serta berada di garis terdepan dalam hal tersebut. Kendati begitu, Sigit tetap mengingatkan untuk tidak abai dan lengah, apalagi saat ini varian Covid-19, Omicron sudah masuk ke Indonesia. [caption id="attachment_402593" align="alignnone" width="660"] Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat tinjau vaksinasi di Lampung.[/caption] “Apa yang kita lakukan selama ini bukan pencapaian akhir, karena diketahui saat ini ada Omicron masuk ke Indonesia. Omicron lebih cepat lima kali walaupun tingkat fatalitas tidak setinggi varian Delta,” ujar Sigit. Oleh karenanya, Kapolri meminta agar Personel Kepolisian untuk terus bersinergi dengan seluruh stakeholder, melakukan percepatan akselerasi vaksinasi, terutama pada masyarakat lanjut usia (lansia) dan anak-anak. “Langkah-langkah menuntaskan vaksinasi di beberapa tempat masih belum optimal. Kedua, untuk antisipasi,  kita siapkan rumah sakit rujukan dan obat-obatan. Saat ini mumpung masih ada waktunya agar dicek kembali kesiapannya. Penguatan terhadap pemeriksaan khususnya di penyeberangan. Jemput bola agar saudara-saudara kita betul-betul sudah di vaksin, karena memang peningkatan ini kalau tak bisa dikendalikan, bisa jadi gelombang tiga,” jelasnya. Kapolri juga mengingatkan soal kebijakan vaksin booster. Ia berharap, hal ini harus dijadikan kesempatan untuk semakin menguatkan atau meningkatkan imunitas akan bahaya Covid-19 bagi masyarakat. Dalam pengarahannya, Sigit juga menekankan soal penguatan strategi komunikasi publik, responsif terhadap peristiwa bencana alam, antisipasi konflik sosial, fenomena kejahatan konvensional, kesiapan menghadapi pemilu, mengawal iklim investasi dan penguatan sinergitas TNI-Polri.   (Gulman)