Presiden Jokowi Sebut Indonesia Termasuk Negara yang Mampu Hadapi Krisis Global

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 16 Agustus 2022 12:49 WIB
Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo memberikan pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang tahun Republik Indonesia yang ke-77. Dalam pidato kenegaraan di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Selasa, 16 Agustus 2022, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global yang terjadi, seperti pandemi Covid-19 dan perang Ukraina yang membuat krisis pangan, energi dan keuangan. "Indonesia termasuk 5 besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan, tantangan yang kita hadapi sangat berat. Semua negara diseluruh dunia sedang menghadapi negara  ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih," kata Jokowi dalam pidatonya. Selain itu, perekonomian dunia juga, kata dia, belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi. "Seratus tujuh negara terdampak krisis, sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan," jelasnya. Ujian ini, tegas Jokowi, tidak mudah bagi dunia dan juga tidak mudah bagi Indonesia. "Semua ini harus kita hadapi dengan kehati-hatian dan dengan kewaspadaan. Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini," ungkapnya. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan. Kemudian, inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7%. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%. Bahkan, sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp106 triliun. Oleh karena itu, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi. Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44% pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdaganganjuga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan disemester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp364 triliun. "Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hatihati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju." pungkasnya. [An]  
Berita Terkait