Azyumardi Azra Meninggal Dunia, Ketum PGI: Indonesia Kehilangan Seorang Pemikir Independen

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 18 September 2022 16:21 WIB
Jakarta, MI - Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra meninggal dunia di usia 67 tahun, Minggu (18/9) siang. Ia meninggal dunia setelah sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit di Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia. Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom, mengungkapkan rasa kehilangan atas wafatnya berpulangnya Azyumardi Azra. "Indonesia kehilangan dengan berpulangnya Prof Dr Azyumardi Azra, yang meninggal siang ini (18/5) di Kuala Lumpur," kata Pendeta Gomar Gultom dalam pernyataan tertulis, Minggu (18/9). Gultom mengatakan Azyumardi merupakan seorang cendekiawan Minang, yang kepakarannya diakui dunia, dan sangat banyak memberikan sumbangan pemikiran bagi perdamaian dunia. Ia pun memuji penghargaan-penghargaan yang pernah diraih Azyumardi selama hidupnya. "Tak heran kalau Kaisar Jepang menganugerahinya "The Order of the Rising Sun: Gold and Silver Star". Sementara dari Ratu Inggris mendapatkan gelar kehormatan Commander of the Order of the Bristush Empire (CBE)" dan berbagai penghargaan internasional lainnya," kata Gultom. Gultom menilai Azyumardi seorang pemikir independen. Menurutnya, kedekatannya dengan pemerintahan Jokowi, tidak menghilangkan kemandiriannya untuk menyampaikan pandangan-pandangan kristisnya atas kebijakan yang ditempuh oleh Jokowi. "Baru beberapa bulan beliau memimpin Dewan Pers, suatu posisi yang sangat strategis dalam mendewasakan dunia jurnalistik kita, sudah melakukan banyak gebrakan," ungkapnya. Gultom mengatakan, Jumat (16/9) lalu, Bang Edi kena serangan jantung dalam penerbangan ke Kuala Lumpur untuk suatu ceramah. Dirawat dua hari ini di RS Serdang, dekat bandara. Ia mengaku sangat kehilangan atas kepergian Azyumardi yang dianggap guru sekaligus sobatnya. "Saya termasuk di antara mereka yang sangat kehilangannya. Guru sekaligus sobat yang cerdas dan bicara selalu terus terang, tanpa tedeng aling-aling. Saya banyak belajar darinya dari beberapa perjalanan bersama dengannya," kata Pendeta Gomar Gultom. Sebagai seorang akademisi, kata Gultom, Azyumardi Azra sangat banyak memberikan pencerahan bukan hanya di bangku kuliah, tapi juga masyarakat luas, dengan kiprahnya yang tak kenal lelah dari satu kota ke kota lainnya, bahkan antar negara, demi mencerdaskan masyarakat. Selain itu, menurutnya, upaya pencerdasannya sangat lintas batas, yang melampaui sekat-sekat suku, bangsa, agama dan pemisah lainnya. Lebih lanjut, Gultom menyampaikan dukacita yang mendalam, mewakili Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. "Menurut saya, beliau termasuk salah satu guru bangsa. Dan untuk ini saya, atas nama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, menyatakan dukacita mendalam. Semoga semua jerih payah beliau dalam membangun keadaban publik bisa kita teruskan bersama, deki Indonesia yang adil, damai dan sejahtera," tutupnya.