Temu Tokoh Nasional Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia: Quo Vadis Indonesia di Tepi Jurang Krisis dan Kebangkrutan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 21 September 2022 18:49 WIB
Jakarta, MI - Puluhan aktivis hingga tokoh yang tergabung dalam Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) menggelar pertemuan di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Rabu siang (21/9). Pertemuan itu membahas sejumlah persoalan kebangsaan dengan tema besar “Quo Vadis Indonesia di Tepi Jurang Krisis dan Kebangkrutan”. Turut hadir dalam acara tersebut antara lain; Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan, Pakar Hubungan Internasional Teguh Santosa, Pengamat Politik dari Universitas Indoensia (UI) Rocky Gerung, Ketua Umum Partai Masyumi Reborn Ahmad Yani, Anggota DPD RI Tamsil Linrung, Aktivis Tionghoa Lieus Sungkarisma dan Wartawan FNN Edy Mulyadi. Kemudian, Habil Marati (Ketua Forum Ka'bah), Wahyuni Reffi (mantan Ketum GMNI), Salamuddin Daeng (Ekonom), Hatta Taliwang (Mantan Anggota DPR RI), John Mempy (Pengamat Intelijen), Haris Rusli Moti (eks Ketua PRD), Wahyono (Aktifis Bandung), Andrianto (Humanika), Edi Junedi (Yayasan Kalimathussadah), Hersubeno Arif (Wartawan FNN). Lalu, Herdy Sahrasad (Sosiolog), Ariady Ahmad (Aktifis Senior), Rizal Darmaputra (Pengamat Pertahanan), Paskah Irianto (Aktifis Bandung), Abdullah Rasyid (Ikatan Alumni USU), Rasylina Rasyidin (KSPSI Parawisata), Said Didu (mantan sekretaris utama Menteri BUMN), Arif Minardi (Sekjen Serikat Buruh KSPSI), Sefdin Syaifuddin (Stafsus La Nyalla). Selain itu, hadir pula Rijal Kobar (Palang Merah Indonesia Jakut), Buni Yani, wakil ketua Partai Umat, Dedi Gumilar miing (Mantan anggota DPR), Syawal ( IA ITB) hingga Abdul Malik (KAHMI). Acara pertama kali dibuka oleh ketua panitia Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) Andrianto. "Dalam kesempatan ini kami panitia mengucapkan terimakasih kepada para tokoh nasional yang hari ini datang dalam kegiatan diskusi kita dengan tema "Ditepi jurang Krisis dan kebangkrutan." kata Andrianto dalam sambutannya. Dalam diskusi hari ini, kata Andrianto, menyikapi tentang masalah kenaikan BBM dan maraknya Demo Mahasiswa yang hari ini luar biasa animonya melebihi gerakan reformasi 98. "Era sekarang perlawanan begitu massif melibatkan semua elemen rakyat," ungkapnya. Syahganda Nainggolan mengatakan dari sekian aksi mahasiswa dan masyarakat tentang polemik kenaikan BBM aksi kegiatan hari ini lebih mengerikan beda dengan aksi BBM tahun-tahun sebelumnya. "Dan acara kita hari ini kita mensyukuri bebasnya edy mulyadi," katanya. Sementara itu, Edy Mulyadi mengucapkan terimakasih kepada semua yang hadir dalam acara itu. "Terimakasih kepada kawan-kawan semua yang hadir dalam forum diskusi menemukan kembali Indonesia dan tetap semangat untuk mengkritisi agenda pemerintah yang tidak pro rakyat," katanya. Tamsil Linrung turut mengapresiasi yang tinggi kepada Wdy mulyadi yang baru keluar dari penjara. "Kita harus mengapresiasi bung edy karena beliau tetap tegar meski baru keluar dari penjara dan kita diruangan ini juga berharap bung Edy M ini sebagai contoh agar ketikan kita menyuarakan demokrasi jangan setengah2 harus kongkrit dan tegas," harapnya. "Mas suharso rencana akan mengundurkan diri dan bergabung dengan gerakan kita karena beliau pun berharap agar demokrasi kita lebih baik kedepannya," sambungnya. Kemudian Habil Marati tokoh nasional PPP akan melaunching Forum kabah membangun diharapkan bisa menjadi penyambung lidah dari perhimpunan menemukan kembali Indonesia. Jadi forum ini, menurut dia, dibuat agar dapat mesinergikan kembali PPP. "Suharso ini pendiri KIB tetapi tiba-tiba diganti padahal beliau adalah pendiri dari KIB, artinya ada keretakan di elite Jokowi begitu mudah mencopot Ketum Parpol seperti yg terjadi di PPP," jelasnya. Sementara Said didu, selaku mantan Sekretaris BUMN, mengungkapkan hutang Jokowi perhari Rp1,7 triliun. "Bayangkan seberapa bahaya nya ini jika berlanjut terus, jebakan ilustrasi adalah jebakan yg menggambarkan ilustrsi infrastruktur kita yang maju padahal realnya bnyak infrastruktur yang nganggur seperti LRT, pelabuhan nganggur dan lain-lain," jelasnya. Jebakan politik identitas ini adalah jebakan demokrasi jebakan cukong. "Contohnya bupati dan walikota didukung oleh cukong . Jebakan hubungan internasional intinya adalah yang kasing uang akan diikuti jebakan koesifitas internasional," ungkapnya. Sementara itu, Rocky Gerung, menilai keragu-raguan akan mengurangi pergerakan kita untuk membuat perubahan. "Jokowi pasti tau detil kekayaan orang-orang yang berkoar-koar ini menjadi senjata untuk menekan pergerakan tokoh-tokoh pergerakan kita," katanya Lieus Sungkarisma menjelaskan, bahwa pengalamannya ditahanan selama 2 Minggu. "Mungkin kurang yah saya cmn di tahanan selama 2 minggu, jangan sampai ditahan karena teriak pun tdak bisa tapi bersuara tetep terus kita perjaungkan karena hanya itu satu-satunya yang bisa kita lakukan," katanya. "Suara kita-kita ini pasti didenger oleh kawan-kawan dan banyak yang ingin ikut dengan pergeerakan kita asal gerakan kita ini kongkrit." Ahmad Yani, turut menyatakan bahwa dirinya bersama kawan-kawan mampu membentuk forum dan membentuk perkumpulan tapi tidak bisa mengaplikasikan kegiatan yang real. "Kita banyak gagasan yang cemerlang tapi kita belum bisa mengaplikasikan secara kongkrit bener kata bung rocky banyak keragu raguan dalam gerakan kita harus ada yang kongkrit," katanya. "Kita harus focus dalam gerakan kita ini apa yang bisa kita lakukan sekaranng harus segera dilakukan jangan tunda-tunda lagi, harus cepat dan taktis gerakan kita ini," imbuhnya. Sebagai informasi, acara ini di moderatori oleh Dr. Syahganda Nainggolan sebagai salah satu inisiator PMKI. Pertemuan ini menghasilkan 2 resolusi : 1. Mendukung gerakan mahasiswa, buruh dan elemen masyarakat yg menuntut rejim sekarang untuk menurunkan harga BBM dan harga2 bahan pokok yg mencekik rakyat. 2 Mendukung keputusan DPD dalam rangka penggantian wakil ketua pimpinan MPR. DPD adalah representasi langsung rakyat, karenanya pimpinan MPR yang ada sekarang tidak memiliki hak untuk menolak atau menunda apa yang sudah diputuskan paripurna DPD dalam hal penggantian wakilnya di MPR dari Fadel Muhammad kepada Tamsil Linrung.
Berita Terkait