Diduga Hina Iriana Jokowi, Kharisma Jati Tulis Surat Terbuka dan Mengaku Siap Dituntut

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 18 November 2022 13:50 WIB
Jakarta, MI - Kharisma Jati tengah menjadi perbincangan warganet. Pasalnya ia diduga sosok di balik akun Twitter @KoProfilJati. Akun Twitter itu diduga telah menghina Ibu Negara Iriana Jokowi. Hal ini bermula saat akun @KoProfilJati, mengunggah sebuah foto Iriana Jokowi bersama dengan Istri Presiden Korea Selatan, Kim Kun Hee. Dalam unggahannya, akun itu menyertakan tulisan yang dinilai telah menghina Iriana. "Bi, tolong buatkan tamu kita minum," "Baik, Nyonya," tulis akun @KoProfilJati. Unggahan itu sontak buat warganet geram. Hingga akhirnya sang pemilik akun pun menghapus unggahannya itu. "Sorry gaes. Postingan dgn gmbr ibu negara sy hapus. Kyny banyak yg salah paham menganggap org di gmbr tsb," tulisnya. Karena cuitannya itu, kedua putra Presiden Jokowi, yakni Gibran dan Kaesang pun berkomentar. "Lha terus maksudmu gimana?"tulis Kaesang Pengarep "Salah paham?" tulis Gibran. Namun belakang akun tersebut ditangguhkan atau hilang. Kemudian pada Jumat (18/11), muncul sebuah surat terbuka yang berisi permintaan maaf kepada keluarga Presiden Jokowi. Surat itu diunggah melalui akun Facebook Kharisma Jati. Berikut isi surat tersebut. "Surat Terbuka Permintaan Maaf Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berserta seluruh Keluarga Besar Kepresidenan. Dengan ini saya, Kharisma Jati, meminta maaf kepada Keluarga Besar Presiden RI atas unggahan saya di media sosial yang menyinggung perasaan anggota keluarga Bapak Presiden Joko Widodo, termasuk kerabat, staf, dan pejabat di lingkungan kepresidenan. Permintaan maaf ini saya nyatakan dengan tulus dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa unsur keterpaksaan maupun kepura-puraan. Dan jika dari pihak terkait bermaksud mengadakan tuntutan hukum maka saya akan menerima dengan lapang dada atas segala hukuman yang adil dan setimpal. Namun tidak ada sedikitpun permintaan maaf saya terhadap para pendukung fanatik rezim ini, yang merasa bisa berbuat sesukanya sendiri tanpa mengindahkan moral dan etika, karena saya bukan penjilat; pembeo; maupun perundung, dan tidak sedikitpun saya membenarkan perbuatan semacam itu. Framing, fitnah, dan ujaran kebencian yang mereka buat hanya mencerminkan arogansi dan kemunafikan mereka. Demikian surat terbuka ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun," tutupnya.