Banjir Lahar Dingin Semeru Lumajang: 571 Jiwa Mengungsi, Masa Tanggap Darurat Dua Minggu

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 9 Juli 2023 01:56 WIB
Jakarta, MI - Sebanyak 571 jiwa mengungsi di beberapa titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro Lumajang. Hal itu akibat dari bencana banjir lahar dingin menerjang kawasan di kaki Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jum'at (7/7) dini hari. Bupati Lumajang, Thoriqul Haq telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari. Sementara itu, para penyintas bertahan di pengungsian atau rumah saudara yang masih aman dari ancaman banjir lahar dingin dan longsor. Berdasarkan data BPBD Jatim hingga pukul 20.00 WIB, banjir lahar dingin berimbas di lima desa yang ada di dua kecamatan. Yakni Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, kemudian Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro. "Imbas banjir di 5 desa itu ada 4 jembatan yang terputus," kata Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim Satriyo Nurseno, Sabtu (8/7). Dia menyebut empat jembatan terputus itu yakni jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro, Jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro. "Selain itu jembatan yang terputus jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro, dan Jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo," pungkasnya. (AL)
Berita Terkait