Soal Aksi 'Indonesia Gelap', Mensesneg: Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Pendidikan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 18 Februari 2025 14:37 WIB
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. (Foto: Ist)
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi merespons aksi demonstrasi mahasiswa, yang menolak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang bertajuk “Indonesia Gelap”. 

Menurut Prasetyo, mahasiswa seharusnya jeli karena kebijakan efisiensi anggaran ini tidak akan berdampak pada sektor pendidikan, termasuk program beasiswa.

"Menyampaikan pendapat itu wajar dan biasa saja, tetapi kami mengimbau adik-adik mahasiswa untuk lebih jeli," kata Prasetyo di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

"Dari Jumat lalu sudah dijelaskan oleh Bu Menkeu, saya juga hadir, bersama pimpinan DPR, bahwa efisiensi anggaran ini tidak berdampak pada pendidikan. KIP (Kartu Indonesia Pintar), beasiswa, termasuk LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) tetap berjalan," sambungnya. 

Prasetyo memastikan, kebijakan efisiensi anggaran tidak akan dicabut karena bertujuan, mengurangi pengeluaran yang dinilai kurang produktif. Dia mencontohkan, acara seremonial atau FGD bakal dikurangi.

"Semangat efisiensi anggaran ini bukan untuk mengganggu masyarakat, tetapi untuk memangkas hal-hal yang kurang produktif, seperti acara seremonial, seminar, atau FGD yang sudah terlalu banyak. Sekarang rakyat butuh aksi nyata," ujarnya.

Prasetyo memastikan efisiensi anggaran, tidak akan mengganggu kinerja dan tak akan memberatkan masyarakat. 

Dia kembali mencontohkan, pengurangan anggaran untuk konsultan dilakukan karena Indonesia, memiliki banyak akademisi dan pakar yang bisa berkontribusi langsung tanpa perlu pihak eksternal.

"Kita bukan kekurangan orang-orang hebat. Profesor kita banyak, universitas kita luar biasa. Konsultan apalagi yang dibutuhkan?," jelasnya.

Lebih lanjut, Prasetyo juga tak masalah dengan istilah “Indonesia Gelap” dalam aksi demonstrasi mahasiswa tersebut. Menurut dia, hal tersebut merupakan bagian kebebasan berekspresi.

"Tetapi tolong sekali lagi ya jangan membelokkan apa yang sebenarnya tidak seperti itu," ungkapnya.

"Mana enggak ada Indonesia gelap, kita akan menyongsong Indonesia bangkit. Kita sebagai bangsa harus optimistis, kita ini dalam satu perahu yang sama, dalam satu kapal yang sama," tambahnya.

Dia meminta kepada semua pihak, untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto yang baru berjalan 100 hari. 

"Kita terus menerus mencari cara dan solusi. Bahwa itu belum bisa menyenangkan seluruh pihak, mungkin ada pihak-pihak yang masih belum bisa menerima. Bagi kami pemerintah itu biasa," tandasnya.

Sebelumnya, sejumlah elemen mahasiswa menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025).

Aksi saling dorong dan tarik dipicu upaya mahasiswa, yang mencoba menerobos barikade polisi, agar bisa bergabung dengan mahasiswa lainnya di Bundaran Patung Kuda. 

Sejumlah mahasiswa yang berada di barisan paling depan, langsung terlibat aksi saling dorong, tarik, hingga nyaris baku hantam.

Hingga Senin (17/2/2025) malam, massa dari gabungan mahasiswa yang masih bertahan, berupaya melempari polisi dengan kayu hingga botol kemasan air mineral.

Selain itu, massa juga sempat merusak barikade kawat berduri dan juga melakukan pembakaran, namun dapat segera diredam sehingga tidak meluas.

Topik:

Indonesia Gelap Mensesneg Efisiensi Anggaran