Legislator PDIP Kritik Rencana Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak Militer

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 30 April 2025 12:27 WIB
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Bonnie Triyana (Foto: Ist)
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Bonnie Triyana (Foto: Ist)

Jakarta, MI- Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Bonnie Triyana mengkritik rencana Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi soal program pengiriman siswa-siswa bermasalah ke barak militer untuk dibina.

Bonnie mengatakan bahwa tidak semua permasalahan harus diselesaikan oleh tentara, termasuk dengan persoalan siswa-siswa yang bermasalah.

"Tidak semua problem harus diselesaikan oleh tentara, termasuk persoalan siswa bermasalah," kata Bonnie Triyana, Rabu (30/4/2025).

Bonnie mengatakan bahwa penguatan karakter pada siswa tidak harus mengunakan cara-cara militeristik dengan mengirimnya ke barak militer. Ia menjelaskan bahwa untuk menanganin siswa-siswa yang bermasalah harus memahami kondisi siswa secara keseluruhan, baik dari keluarga, lingkungan dan pergaulan.

"Penguatan karakter bukan selalu berarti mendidik siswa bermasalah dengan cara militeristik. Penanganan siswa bermasalah harus dipahami secara holistik dengan menelaah keluarga, lingkungan pergaulan, dan aktivitas di sekolah," jelasnya.

Bonnie meenyarankan Dedi Mulyadi untuk melibatkan psikolog dan psikiater untuk menanganin siswa-siswa bermasalah yang sulit dibina dari pada harus mendidik mereka di barak militer. 

"Melibatkan psikolog dan psikiater untuk menangani siswa bermasalah jauh lebih tepat ketimbang mengirim mereka ke barak militer," imbuhnya.

Menurut Bonnie, penyedian fasilitas-fasilitas penunjang olahraga dan kesenian di dalam sekolah juga memiliki pengaruh signifikan terkait permasalahan ini. Ia mengatakan dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut di lingkungan sekolah dapat menyalurkan energi dan kreatifitas siswa ke arah yang positif.

"Penyediaan fasilitas olahraga dan kesenian juga seharusnya bisa dilakukan pemerintah agar siswa-siswa bermasalah bisa menyalurkan energi dan kreativitasnya," katanya.

"Sehingga menghindarkan mereka dari tindakan-tindakan yang mengarah pada kriminalitas atau kenakalan remaja lainnya, seperti tawuran dan narkoba," lanjutnya.

Rencana Dedi untuk mengirim siswa ke barak militer menurut Bonnie tidak akan menyelesaikan problematika kenakalan remaja sampai pada tingkat yang paling dasar, sebab menurutnya, penyebab utama dari kenakalan remaja kerap kali karena problem sosial.

"Cara instan menyelesaikan problem kenakalan remaja tidak akan bisa menyelesaikan masalah hingga ke dasarnya, yang sering kali berakar ke problem sosial," tuturnya.

Politikus PDI Perjuangan ini berpendapat bahwa pembentukan sikap pada remaja tidak dapat disamaratakan dengan pendidikan gaya militeristik. Ia mengatakan Pembentukan karakter serta sikap seharusnya disesuaikan dari pola dan kebutuhan anak-anak tersebut.

"Jadi tidak bisa disamaratakan seperti itu. Harus ditemukan pola yang paling tepat untuk memperbaiki sikap mereka sesuai dengan kebutuhan anak-anak ini seperti apa. Kalau seperti ini dengan gaya militeristik, kayaknya malah jadi ke mana-mana," ujarnya.  

Lebih lanjut, Ia mengatakan jangan sampai kebijakan tersebut justru menambah beban kerja yang tidak relevan untuk tentara, sebab tugas tentara adalah menjaga wilayah NKRI dari ancaman-ancaman yang datang dari luar.

"Sebaiknya jangan sampai merepotkan tentara yang sedang bertugas menjaga NKRI dari potensi ancaman yang datang dari luar ke negeri kita dengan menambah-nambahi beban kerja yang tak relevan," tambahnya.

Topik:

Komis X DPR Bonnie Triyana Dedi Mulyadi