Menteri P2MI Mukhtarudin: PMI Harus Cerdas Finansial dan Siap Jadi Pengusaha

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 10 November 2025 18:17 WIB
Menteri P2MI  Mukhtarudin dalam acara peluncuran Buku Saku Edukasi Keuangan Pekerja Migran Indonesia yang digelar di Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. (Dok. Kemen P2MI)
Menteri P2MI Mukhtarudin dalam acara peluncuran Buku Saku Edukasi Keuangan Pekerja Migran Indonesia yang digelar di Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. (Dok. Kemen P2MI)

Jakarta, MI - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menegaskan bahwa Pekerja Migran Indonesia (PMI) memiliki peran penting sebagai pejuang devisa dan pilar pembangunan ekonomi nasional. 

Hal ini disampaikan dalam acara peluncuran Buku Saku Edukasi Keuangan Pekerja Migran Indonesia yang digelar di Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (10/11/2025).

Acara tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Literasi Keuangan dan Pemanfaatan Remitansi bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI).

Hadir pula Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, Inspektur Jenderal Kementerian P2MI Komjen Pol I Ketut Suardana, dan Sekjen Kementerian P2MI Komjen Pol Dwiyono.

Mengusung tema “Pekerja Migran Indonesia Cerdas Finansial Menuju Indonesia Emas”, kegiatan ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan nasional, sebagai penghormatan atas kontribusi PMI dalam mendukung perekonomian negara melalui remitansi.

Dalam sambutannya, Mukhtarudin menegaskan perubahan cara pandang terhadap PMI. Ia menyebut PMI bukan sekadar pekerja di luar negeri, tetapi aktor ekonomi yang berjuang secara langsung mendorong stabilitas devisa.

“Pekerja migran ini saya sebut pejuang devisa, karena mereka masih berjuang. Kontribusi mereka menjadi fondasi penting bagi kemajuan bangsa,” ujar Mukhtarudin.

Menteri berharap agar para PMI yang pulang ke tanah air dapat berkembang sebagai pengusaha mandiri. Buku saku literasi keuangan yang diluncurkan disebut menjadi panduan praktis untuk mengelola gaji dan remitansi secara bijak.

“Harapannya ketika kembali, para pekerja migran bisa tumbuh menjadi pengusaha sukses,” katanya.

Mukhtarudin juga menyampaikan arahan Presiden Prabowo Subianto terkait kebijakan pekerja migran. Pemerintah akan memperkuat pelindungan PMI mulai dari pra-penempatan, selama bekerja, hingga kembali ke tanah air.

Selain itu, peningkatan kapasitas melalui pelatihan vokasi dan penguasaan bahasa negara tujuan akan diprioritaskan untuk memperluas penempatan PMI terampil.

“Negara harus hadir memastikan pekerja migran memahami bahasa dan budaya tujuan, sehingga mereka dapat bekerja secara aman dan kompeten,” jelasnya.

Pemerintah juga menyiapkan 500 ribu lapangan kerja luar negeri dengan dukungan anggaran Rp15 triliun pada tahun 2026. Isu perlindungan PMI selalu menjadi bagian pembahasan bilateral Presiden dengan negara mitra.

Mukhtarudin mengingatkan pentingnya penempatan PMI secara prosedural untuk mencegah penipuan dan eksploitasi. 

Ia meminta masyarakat dan keluarga calon PMI memilih penyalur resmi yang terdaftar di SISKO P2MI.

“Penyalurnya harus jelas. Jangan berangkat melalui agensi ilegal. Itu yang berisiko tinggi,” tegasnya.

Selain itu, PMI diingatkan untuk memahami budaya negara tujuan dan membawa karakter bangsa Indonesia seperti disiplin, gotong royong, dan kejujuran.

Kementerian P2MI kini menyusun Grand Design Ekosistem Pekerja Migran yang mengintegrasikan proses dari pra-penempatan hingga pemberdayaan purna PMI.

“Harapannya, pekerja migran berangkat dengan aman dan pulang dengan sejahtera,” tutup Mukhtarudin.

Acara ditutup dengan penyerahan buku saku kepada perwakilan calon Pekerja Migran Indonesia sebagai simbol komitmen memperluas edukasi finansial dan perlindungan menyeluruh.

 

Topik:

pekerja migran indonesia menteri mukhtarudin p2mi literasi keuangan pmi indonesia emas 2045