Embun Upas dan Suhu Dingin di Banjarnegara, Simak Penjelasan BMKG

mbahdot

Diperbarui 30 Juli 2021 06:02 WIB

Embun Upas dan Suhu Dingin di Banjarnegara, Simak Penjelasan BMKG

Monitorindonesia.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena embun upas yang dibarengi dibarengi dengan fenomena bediding atau suhu yang dingin di kawasan Candi Arjuna dataran tinggi Dieng Banjarnegara, Jawa Timur, pada 10 Mei 2021, 7 Juli 2021 dan 15-16 Juli 2021 yang lalu. "Embun upas atau bun upas menurut penduduk Dieng adalah embun racun, fenomena ini (terjadi) ketika suhu menjadi sejuk, lantas turunlah embun-embun yang dingin lagi beku. Embun inilah yang menyelimuti tanaman kentang." kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang Iis Widya Harmoko dalam keeterangakn tertulisnya, dikutip Jumat (30/7/2021). Harmoko menjelaskan, dinamai "upas" karena memang efeknya membuat kentang mati tersiakan. Beberapa faktor yang berperan terbentuknya embun beku yang didahului suhu dingin ekstrem di Dieng antara lain adalah gerak semu matahari, intrusi suhu dingin dan laju penurunan suhu terhadap ketinggian. Bediding dalam bahasa jawa bedhidhing, lanjut Harmoko, adalah istilah untuk menyebut perubahan suhu yang mencolok khususnya di awal musim kemarau. Suhu udara menjadi sangat dingin menjelang malam hingga pagi, sementara di siang hari suhu melonjak hingga panas menyengat.. "Menurut BMKG, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September). Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia." terang Harmoko. Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia. "Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin." Herizal dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (30/7/2021). #Embun Upas Dieng Banjarnegara Herizal mengungkapkan, selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer. "Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar. Kondisi tersebut membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari." ungkapnya. "Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari. Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang." tambahnya. Hal yang menarik dalam penjelasan BMKG tersebut adalah, adanya keterangan perawanan di langit yang cenderung bersih (clear sky), sehingga masyarakat bisa mencermati (niteni/titen) kondisi tersebut untuk bisa memahami kondisi cuaca yang dirasakan, bahkan dengan kondisi suhu yang lebih dingin dari biasanya bisa memprakirakan secara sederhana potensi terjadinya fenomena embun upas di dataran tinggi dieng. Harmoko kemudian menambahkan, penjelasan ini mencoba membahas dari sisi perawanan yang diamati melalui pengamatan citra satelit himawari dan pengamatan suhu minimum di UPT-UPT BMKG yang ada di Jawa Tengah pada tanggal 6 Juli 2021 (00 - 23 UTC). #Embun Upas Dieng Banjarnegara

Topik:

BMKG Embun Upas Suhu Dingin Banjarnegara

Embun Upas dan Suhu Dingin di Banjarnegara, Simak Penjelasan BMKG

Berita Sebelumnya

Erupsi Gunung Ile Lewotolok Sebabkan Kebakaran Hutan dan Lahan di NTT

Berita Selanjutnya

Api Korsleting Sambar Kompor, Restoran Khas Sunda dan 3 Motor Ludes

Berita Terkait

Gempa Dahsyat M7,6 Guncang Melonguane Sulawesi Utara

Sukabumi Diguncang 38 Kali Gempa Susulan Hingga Sore Ini

5 Rumah Rusak Akibat Gempa Magnitudo 3,8 di Sukabumi

Bali Dilanda Banjir Terbesar dalam 10 Tahun, BMKG Soroti Dampak Alih Fungsi Lahan

62 Persen Wilayah Indonesia Masuki Musim Kemarau

Delapan Gempa Susulan Guncang Bekasi Sejak Rabu Malam

ekonomi

politik

hukum

pendidikan

olahraga

nasional

global

hiburan

tech

kesehatan

cuaca

opini

lifestyle

investigasi

metropolitan

ragam

anti-hoaks

Redaksi

Tentang Kami

Kode Etik

SOP

Penafian

Dewan Pers

Pedoman

Kontak Kami

Pertanyaan

Kebijakan

S&K