Angka Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kaltim Masih Tinggi

wisnu
wisnu
Diperbarui 1 April 2022 07:12 WIB
Kalimantan, MI - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Kalimantan Timur masih terbilang mengkhawatirkan. Angkanya masih mencapai 450 kasus pada tahun 2021. Hal itu, berdasarkan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA). "Dari tahun ke tahun kasusnya cenderung menurun tapi masih tinggi," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Noryani Sorayalita kepada wartawan dikutip, Jumat (1/4). Angka kasus kekerasan di wilayahnya, diakui memang cenderung turun. Seperti tahun 2019 saja, kata dia, telah terjadi 633 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, pada tahun 2020 turun menjadi 626 kasus, dan tahun 2021 kembali turun menjadi 450 kasus kekerasan. Angka kasus kekerasan tahun 2020 ke 2021 terjadi penurunan sebanyak 176 kasus. Penurunan kasus ini mengindikasikan adanya keberhasilan program perlindungan perempuan yang telah dilaksanakan oleh dinas terkait baik pada tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. Baca juga: Kasus Kekerasan Anak Memprihatinkan, Komnas PPA Minta Penyidik Tak Takut Terapkan Pasal Terberat Meski mengalami penurunan kasus, program perlindungan terhadap perempuan tetap perlu dilaksanakan, mengingat semakin beragamnya kasus kekerasan terhadap perempuan seiring kemajuan teknologi, seperti Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Persoalan perlindungan perempuan dan anak, lanjutnya, telah lama menjadi isu nasional yang memerlukan penanganan serius dari semua pihak, karena masih tingginya kejadian tersebut. Sementara itu, program perlindungan perempuan yang selama ini telah dilaksanakan juga perlu dikaji kembali, tujuannya adalah agar dapat dioptimalkan program perlindungannya. "Semua pihak juga perlu fokus pada peningkatan pencegahan kekerasan terhadap perempuan, termasuk merumuskan kebijakan untuk meningkatkan kualitas layanan bagi korban, guna mewujudkan perlindungan yang lebih efektif dan tepat sasaran," katanya.
Berita Terkait