BMKG: Gempa Jayapura Termasuk Black Swan Earthquakes

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 13 Februari 2023 07:00 WIB
Jakarta, MI - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa yang terus-terusan terjadi di Kota Jayapura, peristiwa gempa yang langka. Ia mengatakan fenomena itu sebagai Black Swan Earthquakes. "Secara pribadi menurut saya, fenomena gempa Jayapura termasuk 'Black Swan Earthquakes': Belum terpetakan dengan detil sumbernya, di luar prediksi para ahli, berdampak merusak dan membuat cemas masyarakat, peristiwa gempa yang langka. Jarang terjadi," kata Daryono di akun Twitternya, @DaryonoBMKG, Minggu (12/2). Menurutnya, fenomena gempa yang terus menerus ini akan berakhir. Daryano mengatakan, fenomena itu pernah terjadi di Ambon-Haruku pada 2019. "Gempa Jayapura pasti akan selesai, itu earthquake sequence, multi fault aktif dan triggered off fault seismicity, pernah terjadi di Ambon-Haruku akhir 2019 sebanyak 2500 lebih gempa terjadi, menteror dan beberapa bulan kemudian selesai karena akumulasi stresnya sudah rilis semua. Selesai. Kemudian aman," ujarnya. Daryono lantas menjelaskan kemiripan fenomena gempa di Jayapura dengan gempa di Ambon-Haruku. "Kemiripan tipe aktivitas gempa Ambon Sept 2019 (M6,5) dan gempa Jayapura Januari 2023 (M5,4); aktivitas gempanya sangat banyak, bersifat merusak, fenomena yang termasuk langka, tidak terprediksi para ahli, belum terpetakan sumber gempanya dengan detil,” jelasnya. Sebelumnya, BMKG menyatakan aktivitas gempa di Jayapura memang sedang dalam skala tinggi dan kedalaman yang dangkal. "Aktivitas gempa di wilayah Jayapura saat ini terbilang sangat tinggi dan memiliki kedalaman yang dangkal," kata BMKG di akun Twitternya @infoBMKG, Sabtu (11/2). BMKG mengatakan, banyaknya batuan juga menjadi pemicu gempa susulan yang cukup sering terjadi di Jayapura. BMKG pun mengeluarkan hasil monitoring terhadap gempa bumi yang terjadi di Kota Jayapura. Tercatat ada sebanyak 1.174 kali gempa yang mengguncang sejak 2 Januari 2023.