Korban Pergeseran Tanah di Cianjur Bertambah jadi 278 KK

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 27 Desember 2024 20:22 WIB
Ilustrasi - Rumah warga rusak akibat pergeseran tanah (Foto: Ist)
Ilustrasi - Rumah warga rusak akibat pergeseran tanah (Foto: Ist)

Cianjur, MI - Jumlah korban pengungsian di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat bertambah menjadi 278 KK karena hujan masih deras dengan intensitas lebih dari dua jam setiap sehari.

Kepala Desa Waringinsari Nadir Muharam Abdurahman, Jumat (27/12/2024) mengatakan, puluhan kepala keluarga yang terkena dampak pergeseran tanah di wilayahnya masuk dalam kategori terancam dan mulai terlihat retakan pada dinding rumah mereka akibat hujan deras selama tiga hari terakhir.

"Kerusakan rumah bertambah di Kampung Bobojong, Sukarama, dan Cimanggu, di mana sebagian besar warga masih bertahan di rumahnya masing-masing karena kategorinya terancam, namun saat hujan turun mereka mengungsi ke rumah saudaranya," ujarnya.

Nadir mengatakan, ratusan rumah rusak di Desa Waringinsari telah dilaporkan ke BPBD Cianjur dan pendataannya telah dilakukan Dinas Perumahan dan Permukiman Cianjur beberapa pekan lalu untuk mendapatkan bantuan perbaikan dari pemerintah pusat.

Pihaknya menyampaikan laporan terkini kepada Dinas Perumahan dan Permukiman Cianjur mengenai penambahan rumah rusak, yang datanya dikirimkan dengan harapan mendapat bantuan inspiratif dari pusat.

Saat ini, ratusan kepala keluarga yang terkena dampak pergeseran  tanah di wilayah tersebut mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih karena saluran air utama yang menuju ke beberapa desa di Desa Waringinsari rusak parah akibat pergeseran tanah lahan.

"Saluran air tersebut mengairi hampir seluruh kampung di desa kami, sehingga mengancam pertanian warga, termasuk sawah warga yang saat ini sedang masa tanam dan masa pemeliharaan. Proses perbaikan dilakukan secara gotong-royong oleh warga," ungkapnya.

Pihaknya berharap pemerintah daerah dapat membantu dengan menurunkan alat berat untuk memperbaiki saluran air, karena jika dikerjakan secara manual cukup sulit dan membutuh waktu cukup lama.

Pihaknya juga mengeluhkan minimnya logistik bagi warga terlantar yang mengungsi karena masa tanggap darurat bencana sudah berakhir dan tidak diperpanjang, sementara capaian relokasi desa belum dirilis oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

"Untuk logistik yang masih tersedia meski sedikit seperti beras dan mi instan, yang lainnya sudah habis, harapan kami ada bantuan karena sebagian besar warga terdampak masih mengungsi meski ke rumah saudaranya," tandasnya.

Topik:

Pergeseran Tanah Terdampak Pergeseran Tanah Tanah Retak di Cianjur