Sofifi Sedang Disulap jadi Kota Modern Maluku Utara


Sofifi, MI - Gubernur Malut, Sherly Tjoanda, menegaskan komitmennya untuk membangun Sofifi agar benar-benar layak menjadi ibu kota provinsi. Salah satu fokus utama yang kini dipacu adalah pembangunan jalan Trans Kieraha yang akan menghubungkan Sofifi dengan Halteng dan Haltim.
Pembangunan ini dinilai strategis karena akan membuka akses ekonomi baru sekaligus memperkuat konektivitas antarwilayah di Malut.
Dalam wawancara di Kantor Gubernur Sofifi, Senin (25/8/2025), Sherly menyampaikan bahwa proyek tersebut telah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP). Menurutnya, pembangunan ini bukan hanya janji kampanye semata, melainkan langkah nyata untuk menghadirkan Sofifi sebagai pusat pertumbuhan baru di Malut.
“Kemarin kita berbagi porsi dalam menghubungkan Haltim dan Halteng ke Sofifi. Kita di provinsi mulai buka ruas jalan di APBD Perubahan ini. Feasibility Study sudah jalan di APBD induk, dan sekarang pembukaan ruas sampai tahap sirtu berjalan bertahap di APBDP,” ujarnya.
Sherly menjelaskan, dalam tahap awal, Pemprov Malut hanya membuka ruas jalan hingga lapisan sirtu. Sementara untuk pengaspalan penuh, pihaknya akan meminta dukungan dari Kementerian PUPR. Hal ini disebabkan oleh besarnya kebutuhan anggaran yang ditaksir mencapai Rp1 triliun.
“Kita hanya buka sampai sirtu, kemudian pengaspalannya kita minta bantuan Kementerian PUPR, karena total anggarannya sekitar Rp1 triliun,” katanya.
Gubernur menambahkan, pembangunan jalan Trans Kieraha juga diarahkan agar dapat mendukung pemanfaatan Bandara IWIP sebagai jalur penerbangan udara. Dengan begitu, Sofifi akan semakin terhubung dengan kawasan industri strategis dan jalur transportasi udara yang vital.
“Kita buka jalan supaya nanti bisa pakai airport-nya IWIP. Mudah-mudahan ini bisa mempercepat mobilitas,” ungkapnya.
Menurut Sherly, salah satu kendala utama Sofifi sebagai ibu kota adalah jumlah penduduk yang masih relatif sedikit. Ia menilai, pertumbuhan penduduk di Sofifi baru bisa signifikan apabila jarak tempuh dari Haltim maupun Halteng dipersingkat hingga hanya sekitar satu jam perjalanan.
“Saat ini semua orang bertanya, bagaimana ibu kota bisa ramai, tidak bisa kalau penduduknya hanya 50 ribu. Jadi Sofifi akan ramai apabila Haltim ke Sofifi satu jam, Halteng ke Sofifi satu jam,” jelasnya.
Sherly juga menyebutkan, jumlah pekerja di Halteng yang bekerja di kawasan industri IWIP hampir mencapai 90 ribu orang. Dengan adanya jalan baru, para pekerja itu bersama masyarakat Haltim bisa lebih mudah beraktivitas ke Sofifi, sehingga mendukung geliat ekonomi ibu kota provinsi.
“Di Halteng kan ada IWIP hampir 90 ribu pekerja, di Haltim pun banyak. Mereka bisa lalu-lalang ke Sofifi jika aksesnya terbuka,” terangnya.
Ia menegaskan, konsentrasi pembangunan besar seperti sekolah, rumah sakit tipe A dan B, pelabuhan besar, hingga pusat perbelanjaan modern akan difokuskan di Sofifi. Hal ini sekaligus memperkuat identitas Sofifi sebagai pusat pemerintahan yang didukung dengan layanan dasar layaknya sebuah ibu kota.
“Kita fokus bangun infrastrukturnya di Sofifi. Kabupaten lain kita perpendek jaraknya ke Sofifi, supaya kalau akhir pekan masyarakat bisa datang ke sini. Tahun depan Universitas Khairun dan Poltekes juga akan buka kelas di Sofifi, sehingga jumlah mahasiswa akan bertambah,” tutup Sherly. (Jainal Adaran)
Topik:
Kota Sofifi