Pasca Keracunan Siswa Boyolangu, Wabup Tulungagung Pastikan Evaluasi Menyeluruh Program MBG

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 13 Oktober 2025 2 jam yang lalu
Wabup Tulungagung Ahmad Baharuddin (Foto: Dok MI/Joko Prasetyo)
Wabup Tulungagung Ahmad Baharuddin (Foto: Dok MI/Joko Prasetyo)

Tulungagung, MI – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tulungagung mendapat ujian serius. Puluhan siswa SMP Negeri 1 Boyolangu dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap menu ayam kecap pada Senin (13/10/2025).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Tulungagung, sebanyak 62 siswa mengeluhkan gejala mual, pusing, muntah, dan lemas beberapa saat setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Menu yang disajikan kala itu terdiri dari nasi kuning, ayam kecap, timun, tomat, salak, dan susu kotak.

Para siswa segera dilarikan ke Puskesmas Boyolangu untuk mendapat perawatan medis. Sebanyak 58 siswa menjalani observasi dan rawat jalan, 38 di antaranya telah diperbolehkan pulang, sementara 20 siswa masih dirawat. Empat siswa lainnya dirujuk ke RSUD dr. Karneni Campurdarat karena memerlukan penanganan lebih lanjut.

Adanya kejadian tersebut, Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin langsung meninjau Puskesmas Boyolangu untuk memastikan kondisi para siswa. Ia menegaskan seluruh korban telah mendapat penanganan dan kondisinya mulai membaik.

“Anak-anak sudah ditangani dengan baik. Kami berharap mereka segera pulih seperti sediakala,” ujarnya Baharudin, Senin (13/10/2025) sore.

Wabup juga meminta masyarakat untuk tidak panik dan tidak serta-merta menyalahkan program MBG. Ia menekankan, tidak ada indikasi unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.

“Kami berharap masyarakat tidak grogi atau menolak program MBG. Ini murni musibah dan bukan unsur kesengajaan. Semoga kejadian ini yang pertama dan terakhir,” imbuhnya.

Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi makanan dan pengawasan bahan pangan yang digunakan dalam program MBG.

Program Makanan Bergizi Gratis sendiri merupakan bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan kualitas gizi pelajar dan menekan angka stunting.

Namun, insiden ini menjadi perhatian serius dan menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap pelaksanaan di lapangan.

“Kami akan memastikan kejadian ini menjadi bahan evaluasi agar kualitas makanan tetap terjaga dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi anak-anak,” tandasnya.

Hingga kini, Pemkab Tulungagung belum bisa memastikan penyebab pasti keracunan tersebut. Dinas Kesehatan bersama Satreskrim Polres Tulungagung masih menunggu hasil uji laboratorium dari sejumlah instansi.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, dr. Ana Sarifah, menjelaskan bahwa sampel makanan telah dikirim ke tiga laboratorium, yaitu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya, Laboratorium RSUD dr. Iskak Tulungagung, dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Tulungagung.

“Kami juga mengambil swab rectal dari penjamah makanan untuk memastikan tidak ada pembawa bakteri (carrier). Saat ini kasus masih dalam penyelidikan epidemiologi lanjutan,” jelasnya.

Selain Puskesmas Boyolangu, Dinkes juga menyiagakan enam puskesmas lain di wilayah distribusi MBG, yakni Campurdarat, Besole, Besuki, Bandung, Pakel, dan Bangunjaya. Dua rumah sakit, RSUD dr. Iskak dan RSUD dr. Karneni Campurdarat, juga disiapkan sebagai rumah sakit rujukan.

Pun, Ketua Satgas Percepatan MBG Kabupaten Tulungagung, Johanes Bagus Kuncoro, menuturkan bahwa pihaknya kini fokus menangani korban dan melakukan mitigasi agar insiden serupa tidak terulang.
Ia menambahkan, kewenangan evaluasi lembaga penyedia layanan makan berada di tangan Badan Gizi Nasional (BGN).

“Yang utama saat ini adalah memastikan semua korban tertangani. Evaluasi terhadap SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) dari Yayasan Gusti Maringi Mukti akan dilakukan setelah hasil penyelidikan keluar,” katanya. (Joko Prasetyo)

Topik:

MBG Tulungagung