Surat Terbuka untuk Ferdy Sambo

No Name

No Name

Diperbarui 14 September 2022 15:26 WIB
Surat Terbuka Kepada Saudara Ferdy Sambo, Perkenalkan Nama saya Tomu Augustinus Pasaribu yang sering di panggil dengan Tom Pasaribu. Pertama-tama saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelancangan saya membuat surat terbuka, kita tidak pernah bersua maupun berkomunikasi, inilah perkenalan pertama kita,. Dari kerendahan hati saya turut prihatin atas musibah yang sedang saudara hadapi, namun saya sangat salut atas pengakuan saudara terhadap Alm Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (NY). Teramat sulit saat ini ditemukan orang yang mengakui kesalahan yang diperbuat. Entah kenapa saya bisa salah alamat surat sebab pada tanggal 8 juli 2022 saya melayangkan surat ke Kapolri yang seharusnya ke Kadiv Propam, sayapun tidak mengerti kenapa bisa salah alamat, kalau surat itu saudara baca mungkin hal ini bisa tidak terjadi, karena menyangkut kasus besar. Tapi Sang Khalik mungkin punya rencana yang lain untuk saudara. Sekarang nasi sudah menjadi bubur, yang harus dijalani dan dihadapi, ijinkan saya memberikan sedikit masukan demi menyelamatkan marwah anak-anak yang dititipkan Tuhan kepada saudara, jangan karena khilaf dan kesalahan yang saudara perbuat mengorbankan kehidupan anak-anak saudara kedepan. Pengakuan saudara sudah suatu perbuatan yang baik, akan lebih memiliki nilai yang lebih bagus bila saudara jujur atas apa yang terjadi sesungguhnya, untuk menyelamatkan marwah anak-anak saudara. Sebab kejadian ini harus anda jalani sesuai dengan hukum dan apapun yang menjadi keputusannya, tapi perlu saudara pikirkan memulihkan dan memberikan kepercayaan diri kepada anak-anak yang dititipkan Tuhan kepada saudara untuk kelangsungan hidup mereka, kita bekerja dan mencari nafkah kan untuk anak. Perbuatan saudara membantu orang yang tidak mungkin menjadi mungkin adalah suatu perbuatan baik, tapi kurang tepat juga saudara mengorbankan kehidupan anak-anak saudara. Selamatkanlah kehidupan mereka dengan kejadian yang sesungguhnya. Menagatakan yang benar bukanlah suatu pengkhianatan, tapi bila saudara tidak mau jujur maka sama saja saudara mengubur anak-anak saudara hidup-hidup yang anda miliki, sementara semua orang yang saudara bantu serta menikmati hasil bisnis saudara sekarang meninggalkan saudara sendiri, meskipun ada yang memberikan iming-iming dengan segala rayuan, ataupun harapan-harapan kosong. Tapi yang pasti saudara sendiri sekarang yang menjalani penderitaan, segalanya ditimpakan kepundak saudara, padahal semua menikmati hasil jerih payah saudara. Sekarang teman-teman anda membuat pernyataan untuk menyelamatkan diri masing-masing tapi tidak mengembalikan kenikmatan yang sudah saudara berikan. Sadarlah saudara bahwa saat ini saudara sudah ditinggal sendirian, bahkan beberapa orang yang saudara jadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin, saat ini menyelamatkan diri agar tetap duduk dikekuasaannya, tapi mereka berpura-pura membantu saudara, padahal pada kenyataannya tujuan mereka mengubur anda hidup-hidup, sebab tidak ada lagi yang percaya dengan perkataan saudara saat ini. Tapi bila saudara jujur sejujur-jujurnya saya berkeyakinan situasi akan berbalik, walaupun saudara telah melakukan kesalahan. Secara jujur saya ingin membantu saudara untuk mengungkapkan apa sesungguhnya yang terjadi, karena saya tau sedikit banyak naskah ceritanya, dan tidak ada rasa takut dan khawatir saya untuk mengungkapkan semuanya, tapi kalau saya yang mengungkapkan, paling saya disanjung dan dianggap hebat, sementara saya tidak butuh itu, tapi bila saudara terbuka ke publik maka ceritanya akan berbalik atas tanggungjawab dan kejujuran saudara terhadap perbuatan khilaf yang saudara lakukan. Hal tersebut akan mengembalikan marwah dan rasa percaya diri pada anak-anak saudara. Maaf saya tidak sedang berkotbah atau menggurui saudara, tapi yang pasti saya mengetahui sisi baik yang telah saudara lakukan terhadap beberapa orang, dalam hal memberibantuan, menjadikan orang menjadi kaya, maupun menjadikan beberapa orang yang tidak mungkin menjadi mungkin, saudara berani berkorban demi ketentraman, dan tidak ragu untuk mengambil resiko, seperti yang saudara hadapi saat ini, terlepas bagaimana cara saudara menyelesaikan permasalahannya dan sumber dananya. Saya berdoa agar saudara diberikan kesehatan, kesabaran, ketenangan bathin dan tawakal menghadapi situasi yang saudara alami. Sebagai wujud kepedulian saya terhadap kasus yang saudara hadapi saya hanya memiliki kemampuan untuk mendesak pemerintah agar membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) agar kasus yang saudara hadapi dituntaskan dengan baik, tanpa ada tekanan,  sandiwara dan rekayasa. Demikian surat terbuka ini saya sampaikan dengan harapan saudaraku Ferdi Sambo membacanya. Semoga Tuhan menyertai saudara. Salam Pancasila! Oleh: Tomu Augustinus Pasaribu S.H, M.H/Direktur Eksekutif Komisi Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3-I)

Topik:

Ferdy Sambo Surat Terbuka