Kampus Berdampak, Strategi Kemdiktisaintek Wujudkan Indonesia Emas 2045

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 29 April 2025 11:52 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Khairul Munadi. (foto. Rizal)
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Khairul Munadi. (foto. Rizal)

Jakarta, MI - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek)  mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan lompatan paradigma, dari sekadar pusat pengajaran menjadi motor perubahan sosial dan ekonomi masyarakat.

“Kampus bukan hanya tempat belajar, tapi harus menjadi pusat solusi dan agen transformasi yang berdampak nyata,” kata Dirjen Diktiristek, Khairul Munadi, dalam Ngopi Bareng Kemdiktisaintek di Lobby Gedung D Kemdiktisaintek
Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, Selasa, (29/4/2025).

Ia menekankan bahwa perguruan tinggi masa kini harus memainkan peran strategis yang melampaui fungsi tradisionalnya. Dalam konteks ini, ia memperkenalkan kerangka evolusi universitas dari 1.0 hingga 4.0.

“Universitas 1.0 berfokus pada pengajaran, 2.0 mulai menekankan riset, 3.0 bergerak ke dampak ekonomi, dan Universitas 4.0 adalah kampus yang mendukung transformasi sosial berkelanjutan serta capaian SDGs,” jelas Khairul.

Menurutnya, transformasi menuju Universitas 4.0 tidak harus linier. Kampus kecil sekalipun bisa berdampak besar jika mampu menyelaraskan aktivitasnya dengan kebutuhan masyarakat. “Ini soal perubahan paradigma, bukan tahapan teknis. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk keluar dari zona nyaman,” katanya.

Lebih jauh, Khairul menekankan pentingnya self-disruption atau keberanian kampus untuk meninggalkan rutinitas lama yang tidak relevan. Ia juga mengajak seluruh perguruan tinggi untuk membangun budaya kolaborasi lintas sektor, baik dengan industri, pemerintah daerah, komunitas, maupun mitra global.

“Otonomi kampus juga perlu dimaknai secara kreatif. Bukan hanya administratif, tapi juga sebagai ruang untuk menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak,” ujarnya.

Melalui gerakan "Kampus Berdampak" dan "Kampus Kebangsaan", Ditjen Diktiristek ingin memastikan bahwa perguruan tinggi menjadi bagian dari solusi nasional menuju visi besar Indonesia Emas 2045.

“Anak-anak yang sedang belajar di kampus hari ini adalah generasi penentu masa depan bangsa. Karena itu, kampus harus hidup bersama masyarakat dan tumbuh sebagai kekuatan sosial yang mengakar dan mendunia,” tutup Khairul. ***

Topik:

Pendidikan Kemdiktisaintek Kampus Berdampak Perguruan Tinggi