Satu Tahun Abdul Mu’ti Pimpin Kemendikdasmen: Revitalisasi, Digitalisasi, dan Pemerataan Pendidikan

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 22 Oktober 2025 8 jam yang lalu
Mendikdasmen Abdul Mu’ti paparkan masalah pendidikan. (Foto. Rizal Siregar)
Mendikdasmen Abdul Mu’ti paparkan masalah pendidikan. (Foto. Rizal Siregar)

Jakarta, MI - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya komunikasi yang terbuka antara kementerian dan legislatif dalam menjalankan kebijakan pendidikan nasional. 

Ia juga memaparkan sederet capaian strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) selama satu tahun terakhir, mulai dari revitalisasi satuan pendidikan, digitalisasi pembelajaran, hingga peningkatan kesejahteraan guru.

“Bukakan perasaan saya sebagai mitra dari Kemendikdasmen. Saya pernah berinteraksi dengan berbagai kementerian, dan saya merasa bahwa salah satu kementerian terbaik dalam hal komunikasi adalah Kemendikdasmen,” ujar Abdul Mu’ti saat membuka Taklimat Media yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta, Rabu petang  (22/10/2025).

Dalam kesempatan itu, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Kemendikdasmen dalam berkoordinasi dengan DPR.

“Kami di Komisi X merasa bahwa Pak Menteri selalu terbuka terhadap berbagai informasi strategis. Banyak kementerian yang justru menghindari media, tapi beliau berbeda, sangat komunikatif,” ujar Hetifah.

Ia juga berharap agar Kemendikdasmen terus memprioritaskan pemerataan kualitas pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

“Kami siap mendukung, termasuk melalui pembentukan Panja 3T, baik dalam aspek regulasi, anggaran, maupun pengawasan.”

Dalam paparannya, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa program revitalisasi satuan pendidikan menjadi tonggak utama Kemendikdasmen tahun ini.

“Dari anggaran Rp16,9 triliun tahun 2025, kami sudah menandatangani kerja sama dengan 16.140 satuan pendidikan. Sebagian besar sudah berjalan, bahkan ada yang selesai 100%. Program ini menyerap lebih dari 400 ribu tenaga kerja di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, revitalisasi bukan hanya memperbaiki infrastruktur fisik sekolah, melainkan juga memberikan kepercayaan kepada satuan pendidikan untuk mengelola program secara mandiri.

Program digitalisasi pendidikan menjadi prioritas berikutnya. Kemendikdasmen meluncurkan distribusi Interactive Flat Panel (IFP) ke ribuan sekolah.

“Ini bukan Smart TV, tapi perangkat interaktif yang lebih canggih untuk menunjang proses belajar-mengajar. Saat ini sudah lebih dari 45 ribu IFP digunakan di sekolah-sekolah, dan total yang diproduksi mencapai 120 ribu unit,” ujar Abdul Mu’ti.

Selain itu, kementerian juga melatih ribuan guru agar mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran digital secara optimal.

“Guru harus menjadi penggerak digital. Karena itu, pelatihan kami buat sistematis — mulai dari penguasaan perangkat, materi interaktif, hingga literasi digital, coding, dan kecerdasan buatan,” tambahnya.

Untuk pertama kalinya, Kemendikdasmen memberikan beasiswa bagi 12.500 guru yang belum memiliki gelar D4 atau S1, masing-masing senilai Rp3 juta per semester.

“Harapan kami, tahun depan 150 ribu guru bisa menerima beasiswa serupa. Ini bagian dari komitmen pemerintah meningkatkan kualifikasi guru di seluruh Indonesia,” kata Mu’ti.

Peningkatan kesejahteraan juga menjadi fokus. Tahun ini, guru honorer menerima insentif Rp300 ribu per bulan, dan mulai tahun depan naik menjadi Rp400 ribu per bulan, langsung ditransfer ke rekening masing-masing guru.

“Kami ingin birokrasi lebih cepat, tidak berbelit. Karena itu, tunjangan kini ditransfer langsung, bukan lagi melalui pemerintah daerah,” ujarnya.

 

 

Topik:

pendidikan Kemendikdasmen Abdul Mu’ti digitalisasi sekolah guru honorer revitalisasi pendidikan Komisi X DPR