Belum Ada Tersangka, Pemerintah Seharusnya Bongkar Mafia Minyak Goreng

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 24 Maret 2022 14:29 WIB
Monitorindonesia.com - Pengamat Politik Ujang Komarudin meminta Pemerintah segera membongkar dalang di balik permainan rantai pasok minyak goreng yang sempat mengakibatkan kelangkaan hingga membumbung tingginya harga di pasaran. Demikian dikatakan oleh Ujang merespon belum adanya tersangka mafia minyak goreng. Padahal Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sudah berjanji akan mengungkapkan siapa siapa saja yang jadi tersangka melalui Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Menurut Ujang, pemerintah juga penegak hukum harus berani mengungkapkan siap saja yang menjadi biang kerok dalam persoalan minyak goreng ini. "Masak iya negara kalah dan diatur oleh mafia? Dan masak iya penegak hukum juga tak berani mentersangkakan atau memproses secara hukum mafia-mafia minyak goreng," sindir Akademisi dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Kamis (24/3/2022). Ujang menambahkan, jika persoalan ini tidak bisa diatasi dan terus berkepanjangan dan hanya janji-janji manis saja untuk mengungkap siapa-siapa mafia minyak goreng, sama halnya rakyat dipermainkan. "Kasihan rakyat, dimainkan dan ditipu-tipu terus," kata Ujang. Dengan begitu, Ujang menegaskan kepada pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi agar berhenti bermain drama minyak goreng. Karena permainan mafia minyak goreng ini telah melakukan sabotase ekonomi hingga membuat masyarakat bawah menderita. "Mendag terlalu banyak drama. Harga minyak masih tinggi di tengah-tengah masyarakat. Harusnya negara tidak tinggal diam melihat sabotase ekonomi semacam itu," ungkap Ujang. Disebut sabotase ekonomi lantaran minyak goreng sempat langka saat pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 14 ribu per liter. "Sementara saat aturan itu dicabut, kelangkaan minyak goreng seketika sirna. Hanya saja, harga minyak goreng menjulang hingga Rp 24 ribu per liter." (Aswan)
Berita Terkait